Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ada Lonjakan Kasus Kanker di Korea Selatan akibat Vaksin Covid-19?

Kompas.com - 10/02/2023, 16:38 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di Facebook memuat hoaks soal peningkatan kasus kanker di Korea Selatan karena efek samping vaksin Covid-19.

Diberitakan AFP, sebuah gambar diunggah oleh akun Facebook ini yang diklaim sebagai data pasien kanker yang jumlahnya meningkat drastis pada 2022.

Judul yang tertera dalam gambar yang tampak seperti foto dokumen itu berbunyi: Lonjakan besar-besaran pada pasien yang didiagnosis kanker setelah vaksinasi Covid.

Kemudian terdapat keterangan bahwa tabel itu dibuat oleh Health Insurance Review and Assessment Service (HIRA) Korea Selatan, yakni badan pemerintah yang bertugas meninjau dan mengevaluasi biaya dan layanan perawatan kesehatan.

Selain itu disebutkan bahwa terdapat 1,2 sampai 1,5 juta kasus kanker baru per tahun pada periode 2016-2021 di Korea Selatan. Namun, angkanya menjadi tiga juta pada 2022, setelah program vaksinasi Covid-19 dijalankan.

Keterangan berbahasa Korea yang disertakan dalam unggahan foto itu sebagai berikut:

Pada tahun 2022, jumlah kasus kanker meningkat tiga kali lipat. Saya tidak bisa memikirkan penjelasan lain selain vaksin Covid-19 (sebagai penyebabnya).

Gambar yang sama ternyata juga diedarkan lebih luas di Facebook oleh akun ini dan ini, serta di platform blog ini dan ini.

Penelusuran fakta

Perwakilan HIRA kepada AFP mengatakan, data dalam gambar itu disebarkan di media sosial dengan narasi yang keliru.

Data itu sebenarnya menunjukkan kunjungan pasien kanker ke fasilitas kesehatan yang kemudian mengajukan klaim, bukan jumlah orang yang terkena kanker pada tahun itu.

"Klaim dapat dicatat setiap kali seseorang mengunjungi rumah sakit untuk dirawat karena kanker, dan seorang pasien dapat mengunjungi rumah sakit beberapa kali dalam setahun," kata perwakilan HIRA.

Di sisi lain, Unit penelitian Pemerintah Korea Selatan, National Cancer Center, menerbitkan laporan yang menunjukkan jumlah 233.000 penderita kanker pada 2016.

Kemudian pada 2019 naik menjadi 257.000 orang dan turun di tahun 2020 menjadi 247.000.

Profesor Myung Seung-kwon dari Sekolah Pascasarjana Ilmu dan Kebijakan Kanker, mengatakan, data untuk tahun 2021 dan 2022 rencananya akan dirilis pada akhir 2023.

Dia juga mengatakan, data tahun 2021 dan 2022 mungkin akan sama dengan sebelumnya atau lebih rendah, karena pada periode itu penderita kanker lebih enggan ke rumah sakit untuk menerima perawatan dan mengajukan klaim.

“Juga tidak ada bukti medis atau alasan ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksinasi Covid-19 menyebabkan segala bentuk kanker,” katanya.

Sejumlah institusi medis seperti American Cancer Society dan Memorial Sloan Kettering Cancer Center, telah membantah anggapan vaksin Covid-19 bisa menyebabkan munculnya kaker.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dalam keterangan di situs resmi mereka, tidak memasukkan kanker dalam daftar efek samping yang mungkin muncul setelah vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com