KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II mulai aktif memimpin Kerajaan Inggris dan tinggal di Istana Buckingham ketika musim panas sekitar bulan Mei 1952.
Hal itu dijalaninya setelah masa berkabung tiga bulan meninggalnya sang ayah, Raja George VI pada 6 Februari 1952, dan meninggalkan takhta kepadanya.
Meski begitu, dilansir Independent.co.uk, keakraban Elizabeth II dengan Putri Margaret yang merupakan adik kandungnya, terus terjalin dari kecil hingga masa sang kakak berkuasa atas negara.
Elizabeth II yang harus memikul tanggung jawab kerajaan masih sering bertelepon sambil tertawa-tawa di Istana Buckingham dengan adiknya yang tinggal di Istana Kensington.
Walaupun Elizabeth II yang dikenal sebagai kakak yang bijaksana itu sering bertengkar dengan adiknya yang dikenal nakal, ikatan persaudaraan mereka tetap tumbuh kuat hingga akhir usia.
Margaret pun memberikan kesetiaan dan dukungan penuhnya kepada sang kakak saat mengemban tanggung jawab sebagai Ratu Inggris.
Di samping polemik kisah asmara dan kehidupan pribadinya, Margaret terus berupaya membantu kerja kerajaan yang diemban Elizabeth II.
"Saya tidak pernah mendengar Putri Margaret menyebut Ratu (Elizabeth II) di depan umum sebagai apa pun selain 'Sang Ratu', secara pribadi panggilannya menjadi Lilibet, nama panggilannya sejak kecil, atau sederhananya 'saudara perempuanku'," kata Reinaldo Herrera, teman Elizabeth II dan Margaret di lingkungan keluarga kerajaan, kepada Vanity Fair pada 2016.
Meski akrab, "pemberontakan" diperlihatkan Margaret kepada kakaknya. Namun, bukan upaya merebut takhta, melainkan tak sepenuhnya patuh pada budaya keluarga kerajaan.
Margaret diketahui merokok, minum minuman keras, menyukai hiburan malam dan bergaya hidup glamor, bahkan terlibat skandal perselingkuhan dengan seorang tukang kebun muda.
Dikutip dari Dailymail, para uskup, kolumnis, dan politisi yang mencari panggung seakan-akan secara bergantian mengirimkan sindiran bahkan mengutuknya.
Di antara berbagai polemik tentang dirinya, Margaret pernah menikah sekali dengan seorang fotografer bernama Antony Armstrong, dan menghasilkan dua anak bernama David dan Sarah.
Skandal perselingkuhannya pun menyebabkan berakhirnya rumah tangga itu pada 1978, yang dikenal sebagai perceraian pertama di keluarga Kerajaan Inggris setelah 400 tahun.
Margaret pun merasakan pandangan negatif publik terhadap dirinya dan mengakui kondisinya yang berbanding terbalik dengan kakaknya yang selalu dihormati.
"Tidak dapat dihindari ketika ada dua saudara perempuan dan satu adalah Ratu yang harus menjadi sumber kehormatan dan semua yang baik, sementara yang lain harus menjadi fokus kejahatan yang paling kreatif, saudara perempuan yang jahat," demikian salah satu tanggapan yang pernah diucapkannya.