KOMPAS.com - Sejumlah misinformasi dan disinformasi terkait kelompok lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ) banyak beredar di media sosial.
Sebagian informasi keliru itu terkait penolakan sejumlah pihak terhadap kelompok LGBTQ, salah satu klaim menyebutkan dilakukan Starbucks.
Unggahan di media sosial beredar dengan narasi yang menyebutkan bahwa Starbucks tidak bersedia menjual produk mereka untuk kelompok LGBTQ.
Informasi itu mengklaim bahwa sikap Starbucks tersebut disampaikan oleh CEO Interim mereka, yaitu Howard Schultz.
Namun, informasi ini dipastikan keliru. Informasi ini muncul akibat pernyataan Schultz yang disalahpahami.
Seperti apa faktanya? Simak dalam infografik berikut ini:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.