KOMPAS.com - Setelah peristiwa bencana, media sosial kerap dibanjiri berbagai dokumentasi terkait kejadian tersebut.
Kendati demikian, tidak semua video atau foto diambil saat kejadian. Ada video lama disebar ulang dengan konteks yang keliru.
Salah satunya video yang memuat narasi soal ledakan pembangkit nuklir akibat gempa di Turkiye pada Senin (6/2/2023) lalu.
Video berdurasi 5 detik itu, salah satunya ditemukan di akun Facebook ini dan Twitter ini.
"BREAKING: Pembangkit nuklir meledak akibat Gempa di Turki. Tidak dikonfirmasi apakah ini nyata?" tulis salah satu akun.
Lantas, benarkah ada pembangkit nuklir yang meledak akibat gempa di Turkiye?
Video ledakan yang beredar di media sosial itu tidak ada kaitannya dengan gempa Turkiye. Video serupa ditemukan di kanal YouTube Sky News yang diunggah pada 4 Agustus 2020.
Dalam keterangannya, tertulis bahwa ledakan besar terjadi di Beirut, Lebanon. Sejumlah sebaran video di media sosial dengan konteks keliru juga telah dibantah oleh pemeriksa fakta The Quint dan AFP.
Kejadian itu juga diberitakan oleh The Guardian. Ledakan itu diduga bersumber dari gudang bahan kimia amonium nitrat.
Menurut pemberitaan, ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang selama enam tahun.
Bahan kimia tersebut tergolong sangat reaktif, hingga ledakannya dapat mengirim gelombang kejut ke seluruh kota. Ledakan dari kejadian itu dirasakan hingga jarak sekitar 193 kilometer.
Insiden itu menewaskan sedikitnya 100 orang dan 4.000 korban luka-luka.
Adapun amonium nitrat berbeda dengan nuklir.
Dilansir Kompas.com, 5 Agustus 2020, amonium nitrat merupakan garam anorganik yang biasa digunakan untuk pupuk, piroteknik, herbisida, insektisida, campuran pembeku, zat pengoksidasi, zat pengkatalisis, hingga bahan peledak.
Kendati demikian, ledakan tidak dapat terjadi apabila tidak terdapat bahan lain yang memicu reaktivitasnya.
Video yang beredar di media sosial bukanlah ledakan pembangkit nuklir akibat gempa di Turkiye pada Senin (6/2/2023).
Peristiwa itu adalah ledakan gudang amonium nitrat di Beirut, Lebanon pada 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.