Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Omar Dhani Terseret G30S hingga Divonis Hukuman Mati

Kompas.com - 04/10/2022, 08:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S pecah, nama Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Omar Dhani ikut terseret.

Omar Dhani merupakan salah satu pihak yang menganggap bahwa informasi mengenai Dewan Jenderal merupakan bagian dari pertikaian internal Angkatan Darat.

Kemudian, dia mengeluarkan surat perintah harian yang mengatakan bahwa AURI tidak ikut campur dalam G30S dan AURI menyetujui adanya gerakan pembersihan sesuai garis Pemimpin Besar Revolusi Presiden Soekarno.

Lantas, bagaimana akhirnya Omar Dhani terseret dalam G30S hingga dijatuhi hukuman mati?

Keputusan tergesa-gesa

Omar Dhani adalah KASAU kedua di Indonesia periode 1962-1965. Dia dipercaya Presiden Soekarno untuk menggantikan Soerjadi Soerjadarma.

Soerjadi mundur pada 19 Januari 1962, sebagai dampak dari Pertempuran Laut Aru, 15 Januari 1962.

Baca juga: Omar Dhani, KASAU yang Dihukum Mati

Sejarawan Asvi Warman Adam, dalam bukunya Melawan Lupa, Menepis Stigma Setelah Prahara 1965 (2015), menulis bahwa semasa jabatannya sebagai KASAU, pasukan yang dipimpin oleh Omar Dhani sangat loyal terhadap Soekarno. Mereka mendukung gerakan "ganyang Malaysia" yang dilancarkan Soekarno pada masa itu.

Namun, pihak Angkatan Darat yang lebih condong kepada Soeharto, tidak mendukung gerakan tersebut sepenuh hati.

Bahkan, menurut Asvi, Soeharto sempat mengatakan kepada Soekarno bahwa Omar Dhani tidak cocok menjabat sebagai Panglima Kolaga, komando siaga untuk menghadapi Malaysia yang dibentuk pada Mei 1964.

Asvi menulis, sekitar pukul 07.00 WIB, Omar mendengar kabar mengenai G30S melalui siaran berita RRI.

 

Setelah itu, spontan Omar menulis perintah harian Men/Pangau 1 Oktober dan konsep untuk dikirimkan ke Departemen Angkatan Udara (Depau).

Baca juga: Pentingnya Negara Mengungkap Fakta Terkait Tragedi G30S 1965

Pada 1 Oktober 1965, sekitar pukul 08.15 WIB, Omar mendapat telepon dari Letkol Suparto bahwa Soekarno dalam perjalanan ke Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Halim Perdanakusuma.

Mendengar kabar itu, dia berencana menarik kembali konsep yang dibuatnya. Namun, catatan itu telah sampai ke Depau.

Keberadaan catatan perintah harian itu pun dianggap kelompok Soeharto sebagai bukti keterlibatan Omar dalam G30S.

Soekarno sendiri menilai perintah harian yang dibuat Omar sebagai te voor barig atau terlalu tergesa-gesa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com