Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah unggahan video beredar di media sosial, terutama Twitter, yang menunjukkan aksi pemukulan dengan berlatar belakang tribune sebuah lapangan sepak bola.
Klaim yang disertakan dalam twit itu adalah seorang petugas berseragam memukul suporter, sehingga memicu kemarahan suporter lain di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hal ini menjadi salah satu penyebab Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim dalam video itu keliru sehingga perlu diluruskan.
Video yang beredar di Twitter itu awalnya memperlihatkan seseorang yang berdiri di atas pagar tribune sebuah stadion, menghadap ke penonton.
Lalu, ada orang lain yang memanjat pagar itu dan memukul hingga jatuh.
"ADA OKNUM COKLAT MEMPROPOKATOR SUPPORTER AREMA MALANG," bunyi tulisan berwarna merah yang menempel pada video. Video selengkapnya bisa dilihat di sini.
Sementara keterangan yang disertakan adalah sebagai berikut:
Diduga petugas berseragam memukul rakyat tidak berdaya dengan cara mematikan di Kanjuruhan dan memicu kemarahan suporter. Jelas provokasi ini pelaku adalah petugas.
Tragedi di Indonesia halo @FIFAWorldCup @FIFAcom @ChampionsLeague
#MCIMUN
Twit yang diunggah pada 2 Oktober 2022 itu, mengklaim bahwa petugas berseragam melakukan pemukulan dan memprovokasi hingga terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search untuk menemukan informasi lebih banyak mengenai video pemukulan di pagar tribune stadion itu.
Beberapa foto dan video yang identik ditemukan, dan beberapa dari media online. Temuan itu mengarahkan video terkait kericuhan suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 2018.
Akun media sosial AREMANIA.ID mengunggah video identik itu pada 20 April 2018, dengan klaim kericuhan itu terjadi dalam laga Arema FC vs Persib Bandung pada 15 April 2018.
Informasi serupa dituliskan Bolasport.com, kericuhan itu menimbulkan korban jiwa satu orang. Dari pemukulan di atas pagar itu, suporter marah hingga terjadi kerusuhan.