Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Luhut Minta Kabareskrim Usut Tuntas Kasus Brigadir J

Kompas.com - 20/08/2022, 07:32 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Di tengah proses penyidikan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat yang belum juga usai, muncul di media sosial sebuah unggahan dengan narasi Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan Kabareskrim Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Dalam unggahannya,  ditampilkan sebuah video ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tersebut memerintahkan supaya tidak ada beking-bekingan. 

Namun setelah ditelusuri ternyata video Luhut tersebut tidak terkait dengan kasus pembunuhan Brigadir J. Sehingga ada yang perlu diluruskan dari informasi keliru itu.

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pun telah membantah narasi tersebut.

Narasi yang beredar

Narasi tentang Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan Kabareskrim Polri untuk mengusut tuntas pembunuhan Brugadir J dibagikan oleh akun Facebook ini.

Dalam narasinya pengunggah video menyebutkan bahwa Luhut mengincar bekingan Ferdy Sambo dan memerintahkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

Dalam keterangannya akun itu menulis: 

Incar Bekingan Ferdy Sambo
Lord Luhut Perintahkan ini
Kepada Komjen Agus

Unggahan hoaks yang melibatkan Luhut Pandjaitan memerintahkan pengungkapan kasus Ferdy SamboTangkap layar Facebook.com Unggahan hoaks yang melibatkan Luhut Pandjaitan memerintahkan pengungkapan kasus Ferdy Sambo

Penelusuran Kompas.com

Penelusuran dengan teknik reverse image search menemukan bahwa klip video Luhut identik dengan yang ada di YouTube Kompas TV ini. Video tidak terkait kasus Brigadir J.

Dalam video tersebut Luhut menyampaikan akan menindak tegas pihak-pihak yang menaikkan harga Ivermectin maupun mengambil keuntungan dari pandemi Covid-19.

Luhut pun memerintahkan kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto untuk tidak ragu dalam menindak orang yang mengambil keuntungan dengan menaikan harga obat-obatan seperti Ivermectin.

Dalam video di Kompas TV tersebut Luhut mengatakan:

"Jadi jangan ditambah lagi persoalan-persoalan yang tidak perlu atau mengambil keuntungan dari keadaan ini (kenaikan angka Covid-19). Jadi harga-harga harus dibuat yang wajar dan harus setiap ada permen yang sudah dibuat oleh Menteri Kesehatan itu acuan..."

"Dan tadi saya minta kepada Kabareskrim, Komjen Agus jangan ragu-ragu kita dalam keadaan darurat seperti ini, tadi juga dari kejaksaan. Kita harus tindak tegas orang-orang yang bermain dengan angka ini, saya tidak ada urusan siapa dia, tidak ada urusan beking-bekingan pokoknya kita cabut sampai akar-akarnya, Mas Agus," kata Luhut.

Sementara itu pada Jumat (12/8/2022), Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi membantah bahwa atasannya mencampuri terkait kasus pembunuhan Brigadir J

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com