Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Kompas.com - 25/04/2024, 19:45 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengeklaim, Indonesia setuju untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Langkah itu merupakan syarat menjadi anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD.

Namun, narasi tersebut telah dibantah oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Narasi yang beredar

Narasi soal Indonesia setuju untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebagai syarat menjadi anggota OECD dibagikan oleh akun Instagram ini.

Akun tersebut membagikan gambar surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo terkait kabar normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel.

Unggahan itu diberikan keterangan demikian:

Baru saja H+1 lebaran, di tengah suasana berbahagia Idulfitri, kita disuguhi kabar menohok dari Israel mengenai Indonesia yang dikabarkan akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebagai syarat masuk OECD.

Kami segenap rakyat Indonesia memohon klarifikasi mengenai kebenaran berita ini, Pak @jokowi dan Ibu @retno_marsudi. Semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberikan kesehatan.????

Tangkapan layar akun Instagram, narasi yang menyebut Indonesia akan menjalin hubungan diplomatik dengan IsraelAkun Instagram Tangkapan layar akun Instagram, narasi yang menyebut Indonesia akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel

Penelusuran Kompas.com

Seperti diberitakan Kompas.com, Kemenlu membantah bahwa Indonesia akan menormalisasi hubungan dengan Israel demi keanggotaan OECD. 

Juru bicara Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, menjelaskan, tidak ada rencana membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Ia mengatakan, posisi Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina. 

"Terlebih di tengah situasi kekejaman Israel di Gaza saat ini, posisi Indonesia tidak berubah dan tetap kokoh mendukung kemerdekaan Palestina dalam kerangka two-state solution," ujar Iqbal, dalam pernyataan tertulis, Jumat (12/4/2024).

Terkait OECD, ia menjelaskan, proses keanggotaan Indonesia dipastikan memakan waktu cukup panjang. Sebab, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. 

"Waktu yang diperlukan setiap negara untuk menyelesaikan proses keanggotaan penuh di OECD berbeda-beda," kata Iqbal.

"Semua tergantung kesiapan negara tersebut. Beberapa negara memerlukan waktu tiga tahun, beberapa lagi memerlukan lebih dari lima tahun," tutur dia.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com