Usaha penyelamatan tenun dengan motif khas Osing ini telah dicoba dilakukan oleh seorang perancang busana dan kostum di Banyuwangi bernama Sanet Sabintang (39).
Ia memproduksi kembali tenun dengan motif khas Osing bekerjasama dengan produsen tekstil di Yogyakarta, dengan perangkat mesin tenun.
Kelebihan memproduksi tenun dengan mesin ialah, lebih cepat pengerjaannya dan lebih murah harganya. Untuk sekarang, per bulan dia bisa menyediakan sekitar 30 lembar kain tenun khas Osing.
Saat disentuh, kain tenun khas Osing yang diproduksi dengan mesin lebih halus dan tipis, bila dibandingkan hasil pengerjaan secara manual oleh Siami.
Sanet kemudian membuat segmen pasar tenun bermotif khas Osing yang lebih ekonomis, sembari berusaha melestarikannya.
"Kain tenun khas Banyuwangi motifnya elegan. Tidak hanya untuk dipakai sehari-hari, tapi bisa juga sebagai fesyen untuk anak-anak muda," kata Sanet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.