Tonang menyimpulkan, bahwa jurnal ini bukan menujukkan bahwa vaksin Covid-19 berbahaya. Sebaliknya, mencoba menunjukkan pentingnya skrining dan antisipasi terhadap kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Vaksin itu banyak gunanya. Jauh lebih banyak daripada risikonya. Dalam jurnal yang disebut-sebut sebagai bukti efek vaksin terhadap hepatitis itu pun ada dinyatakan demikian," lanjut dia.
Terkait klaim bahwa vaksin dapat diturunkan melalui ASI hingga menyebabkan anak terjangkit hepatitis akut juga keliru.
Tonang menjelaskan, dalam ASI yang sudah divaksinasi Covid-19, yang terutama ditransfer adalah antibodinya. Ada sedikit sel-sel T memori yang ikut terbawa, tetapi proporsinya kecil.
"Mau pada anak-anak atau dewasa, kejadian auto-imunitas itu tergantung orang per orangnya. Tergantung apakah ada bawaan kemiripan proteinnya tadi. Jadi bukan soal lewat ASI atau tidak. Kembali kepada tubuh anak itu sendiri," kata Tonang.
Hal serupa juga disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah.
"Sampai saat ini vaksin Vovid tidak diturunkan melalui ASI," kata Nadia, Senin (9/5/2022).
Sebelumnya, melalui konferensi pers perkembangan kasus hepatitis akut di Indonesia di kanal YouTube Kemenkes, Kamis (5/5/2022), lead scientist untuk kasus hepatitis akut di Indonesia, Prof dr Hanifah Oswari, Sp A(K) menegaskan bahwa kasus ini tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19.
Diketahui bahwa pada ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis, anak usia 8 mendapatkan vaksinasi Covid-19 satu kali serta vaksin hepatitis lengkap, sementara anak usia 11 tahun telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan hepatitis lengkap.
Namun tidak ada bukti yang menguatkan bahwa kasus hepatitis yang mereka alami disebabkan oleh vaksin Covid-19 atau vaksin lainnya.
“Kejadian ini dihubung-hubungkan dengan vaksin Covid, itu tidak benar, karena kejadian hepatitis akut saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksin Covid-19,” ucap Hanifah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.