Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Mengandung Komponen Virus AIDS

Kompas.com - 09/04/2022, 16:29 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi yang menyebut bahwa komponen dalam vaksin Covid-19 mengandung virus yang merusak sistem kekebalan tubuh Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).

Disebutkan bahwa banyak orang Israel meninggal bukan karena varian Omicron, melainkan karena AIDS yang terkandung dalam vaksin.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Tidak ada komponen HIV/AIDS dalam vaksin Covid-19. Vaksin aman karena telah melalui serangkaian uji klinis.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai komponen dalam vaksin Covid-19 mengandung virus HIV/AIDS, disebarkan oleh akun Facebook ini pada Kamis (7/4/2022).

Berikut narasi lengkapnya:

VAKSIN COVID19 MENGANDUNG KOMPONEN VIRUS AIDs
Strain mutan HIV baru, ditemukan di seluruh Eropa. Para ilmuwan pada tahun 2020 telah memperingatkan bahwa vaksin Covid19 dapat menyebabkan infeksi AIDS dalam jangka panjang.
Dari Pesan Dr. Vladimir 'Zev' Zelenko = Menurut direktur rumah duka di Israel, jumlah orang yang meninggal, terutama orang yang lebih muda, telah melampaui kemampuan mereka untuk memberikan pemakaman yang layak bagi setiap orang.
Israel memiliki orang-orang yang diberi vaksin booster paling banyak.
Bangsa Israel tidak mati karena Omicron. Mereka meninggal karena AIDS yang disebabkan oleh vaksin. Vaksin itu menghancurkan sistem kekebalan orang Israel.
Apa yang telah dimulai oleh Nazi, sedang diselesaikan oleh pemerintah Israel.

Pengunggah menyertakan tangkapan layar pesan yang mencatut nama dokter Vladimir Zelenko.

Ada pula tangkapan layar beberapa pemberitaan yang mengaitkan vaksin Covid-19 dengan HIV.

Penelusuran Kompas.com

Narasi yang mengaitkan vaksin Covid-19 dengan AIDS, pernah ditelusuri oleh Kompas.com pada Sabtu (19/2/2022).

"Tidak ada vaksin yang menekan atau menimbulkan AIDS, atau membuat defisiensi pada imunitas. Bahkan tidak ada satu pun," kata Epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman.

HIV yang mengakibatkan AIDS ditularkan melalui darah, air mani atau cairan vagina saat berhubungan seksual, dan air susu ibu yang terinfeksi.

Sementara, kandungan dalam vaksin Covid-19 resmi yang sudah mendapat izin, tidak mengandung dan menyebabkan AIDS.

Sebaliknya vaksin dirancang untuk merangsang antibodi agar belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan sebelumnya.

Tidak ada bukti yang menguatkan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan banyak kematian di Israel atau di negara lainnya.

Sejauh ini tidak ada bukti defisiensi imun yang terkait dengan vaksin Covid-19.

Komponen vaksin Pfizer, Moderna dan AstraZeneca dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.

Apakah vaksin berpengaruh terhadap HIV/AIDS?

Pengembang vaksin dari Universitas Queensland dan perusahaan biotek CSL mengumumkan penghentian uji coba kandidat vaksin Covid-19 UQ-CSL v451, pada 11 Desember 2020

Berdasarkan data uji coba fase 1, menunjukkan pembentukan antibodi yang diarahkan pada fragmen protein (gp41), yang merupakan komponen yang digunakan untuk menstabilkan vaksin.

Peserta uji coba diberi tahu sepenuhnya tentang kemungkinan tanggapan kekebalan parsial terhadap komponen ini, tetapi tidak terduga bahwa tingkat yang diinduksi akan mengganggu tes HIV tertentu.

Tidak ada kemungkinan vaksin menyebabkan infeksi dan tes lanjutan rutin memastikan tidak ada virus HIV.

Kendati demikian, berdasarkan saran dari para ahli, CSL dan Universitas Queensland menyepakati bahwa perubahan signifikan perlu dilakukan pada prosedur tes HIV yang lebih mapan, untuk mengakomodasi peluncuran vaksin ini.

Oleh karena itu, CSL dan Pemerintah Australia telah sepakat bahwa pengembangan vaksin tidak akan dilanjutkan ke uji coba fase 2/3.

Tangkapan layar laman CSL, 11 Desember 2020, mengenai penghentian pengembangan kandidat vaksin Covid-19 UQ-CSL v451.csl.com Tangkapan layar laman CSL, 11 Desember 2020, mengenai penghentian pengembangan kandidat vaksin Covid-19 UQ-CSL v451.

Tangkapan layar pemberitaan Forbes, memang betul artikel tersebut pernah dipublikasikan pada 20 Oktober 2020.

Saat itu belum ada kandidat vaksin Covid-19 yang terbukti aman dan efektif. Para peneliti pun mengingatkan adanya kemungkinan adenovirus 5 (Ad5) dengan peningkatan risiko HIV pada populasi yang rentan.

Kendati demikian, tidak ada bukti bahwa vektor untuk pengembangan vaksin Covid-19 menggunakan adenovirus dapat meningkatkan risiko infeksi HIV.

Setelah sejumlah vaksin disetuji dan terbukti aman, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan bahwa vaksin Covid-19 tidak berbahaya, bahkan bagi penderita HIV/AIDS.

"Orang yang hidup dengan HIV harus diprioritaskan untuk vaksin Covid dini. Kami di WHO telah melihat vaksin untuk melihat apakah vaksin tersebut aman di antara orang yang hidup dengan HIV. Dan semua vaksin yang saat ini ada di pasaran dapat digunakan di antara orang yang hidup dengan HIV dan tentunya harus memberikan perlindungan yang memadai," kata dr. Meg Doherty, direktur global HIV, hepatitis dan penyakit menular seksual WHO.

Siapa Vladimir Zelenko?

Dilansir dari New York Times, 2 April 2020, nama Vladimir Zelenko sering dipakai pendukung Donald Trump dan media sayap kanan Amerika Serikat (AS) terkait pengobatan alternatif Covid-19.

Dr. Vladimir Zelenko, sejak awal Maret 2020, telah merawat orang dengan gejala mirip virus corona di kliniknya, dengan mengembangkan pengobatan eksperimental yang terdiri atas obat antimalaria yang disebut hidroksiklorokuin, antibiotik azitromisin, dan seng sulfat.

Setelah Dr. Zelenko mulai merawat pasien dengan kombinasi tiga obatnya dan melihat banyak dari mereka membaik, dia membuat akun YouTube dan mengunggah videonya yang ditujukan kepada Trump.

Alih-alih meneliti lebih lanjut temuan tersebut, Trump dan pendukungnya lebih tertarik untuk membahas penyembuhan ajaib di tengah kondisi kebutuhan tes Covid-19 yang tinggi dan kekurangan ventilator.

Zelenko sendiri menolak mengaitkan pengobatannya dengan masalah politik karena tidak relevan.

Para ahli kesehatan telah memperingatkan, perlu lebih banyak penelitian dan pengujian dibutuhkan.

Zelenko mengatakan dia memahami perlunya uji klinis, tetapi pengobatan ini tetap perlu dipertimbangkan.

Kesimpulan

Narasi mengenai komponen dalam vaksin Covid-19 mengandung virus HIV/AIDS adalah hoaks.

Kandidat vaksin yang berisiko dan dinilai tidak aman telah lama dihentikan pengembangannya.

Komponen dalam vaksin Covid-19 yang sudah mendapat izin, tidak mengandung dan menyebabkan AIDS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Penerapan Denda Rp 500 Juta pada Pengobatan Alternatif

[HOAKS] Penerapan Denda Rp 500 Juta pada Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com