Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar klaim tentang adanya fenomena Vaccine Acquired Immunodeficiency Syndrome (VAIDS).
Narasi yang menyebar di media sosial Facebook itu menyebut bahwa VAIDS disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim adanya fenomena VAIDS yang disebabkan oleh vaksin Covid-19 adalah tidak benar alias hoaks.
VAIDS tidak terbukti dan istilah ini tidak ada dalam dunia medis.
Informasi yang menyebut vaksin Covid-19 dapat menyebabkan VAIDS disebar oleh akun ini pada 25 Januari 2022.
Pengunggah menyertakan tangkapan layar berisi narasi panjang tentang vaksin Covid-19 yang dapat menyebabkan VAIDS.
VAIDS dikaitkan dengan nano-metamaterial beracun dan jaringan 5G.
Berikut penggalan narasinya:
Partikel nano logam dikenal dalam sains sebagai genotoksik - racun yang juga dapat menyebabkan sterilisasi. Bahaya yang ditimbulkan pada korban dalam waktu dekat dari baterai medis ini sekarang diketahui. Namun, efek melemahkan pada sistem kekebalan tubuh, menyebabkan sindrom imunodefisiensi yang didapat (AIDS) [yang oleh beberapa orang mungkin disebut sindrom imunodefisiensi yang didapat vaksin (VAIDS)].
Epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa narasi mengenai VAIDS tidak benar alias hoaks.
"Tidak ada vaksin yang menekan atau membuat timbulkan AIDS, atau membuat defisiensi pada imunitas. Bahkan tidak ada satu pun," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
Adapun, klaim lainnya yang mengaitkan vaksinasi dengan partikel nano logam beracun dan jaringan 5G juga tidak berdasar.
"Selain tidak berdasar, juga menunjukkan menunjukkan ketidakpahaman tentang penyakit AIDS sendiri. Juga menunjukkan ketidakpahaman tentang mekanisme vaksin dalam merangsang atau menimbulkan reaksi antibodi," ucapnya.
HIV yang mengakibatkan AIDS ditularkan melalui darah, air mani atau cairan vagina saat berhubungan seksual, dan air susu ibu yang terinfeksi.
Sementara, kandungan dalam vaksin Covid-19 tidak menyebabkan AIDS.
Sebaliknya vaksin dirancang untuk merangsang antibodi agar belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan sebelumnya.
"Antibodi pada manusia yang mendapat vaksin itu menjadi lebih pintar atau memiliki imunitas terhadap suatu penyakit. Sesuai dengan antigen yang diberikan," ujar Dicky.
Informasi tentang VAIDS juga sebelumnya pernah ditelusuri oleh pemeriksa fakta Reuters, pada 11 Februari 2022. Narasi tentang VAIDS banyak beredar di Twitter.
Profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine, Stephen Gluckman, MD, mengatakan tidak ada virus atau kondisi medis yang dinamakan VAIDS.
Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi terkait dengan vaksin Covid-19.
Narasi yang menyebut vaksin Covid-19 menyebabkan sindrom defisiensi imun yang disebut VAIDS adalah hoaks.
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi terkait dengan vaksin Covid-19.
Kandungan dalam vaksin Covid-19 tidak menyebabkan AIDS. Sebaliknya vaksin dirancang untuk merangsang antibodi agar belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan sebelumnya, sehingga seseorang lebih kebal terhadap suatu penyakit.
Tidak ada virus atau kondisi medis yang dinamakan VAIDS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.