Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Varian Baru Virus Corona dari India Tidak Terdeteksi Alat Tes Covid-19

Kompas.com - 31/03/2022, 10:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Mereka memulai perjalanan bisnis dari Noida ke New Delhi pada 19 April 2021. Mereka menerapkan protokol kesehatan dan terbang ke Kathmandu, Nepal pada 2021 April 2021.

Mereka pun diizinkan terbang ke Chongqing Municipality karena mengantongi hasi tes negatif sejak 17-19 April. Ketika sampai di China, tes amplifikasi asam nukleat atau nucleic acid amplification test (NAAT) menunjukkan hasil positif.

Mereka diketahui tertular virus corona varian B.1.617, yang saat itu ditetapkan sebagai variants of interest (VOI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut laporan, varian ini terdiri dari tiga jenis, yakni B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3.

Adapun varian B.1.617.2 kemudian menyebar lebih masif, sehingga WHO menetapkannya sebagai variants of concern (VOC) dan menamainya dengan varian Delta.

Tangkapan layar penamaan virus SARS-CoV-2 yang termasuk variants of concern.WHO Tangkapan layar penamaan virus SARS-CoV-2 yang termasuk variants of concern.

CT scan dilakukan setelah pasien terbukti positif

Klaim mengenai varian ini baru terdeteksi ketika dilakukan CT scan juga keliru.

Faktanya, ketiga warga China tersebut sebelumnya sudah terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian pemeriksaan CT scan yang dilakukan oleh otoritas kesehatan setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Selain CT scan, ketiga pasien ini juga menjalani pemeriksaan suhu tubuh, tes darah, dan tes fungsi hati hingga jantung.

Betul bahwa ditemukan abnormalitas pada hasil CT scan dada, di mana ditemukan adanya lesi menular yang diklasifikasikan sebagai tipe umum Covid-19.

Pada 2021, narasi serupa juga beredar sehingga pemeriksa fakta Hong Kong dan Taiwan sudah membuktikan bahwa itu adalah hoaks.

He Meixiang, peneliti merangkap di Institut Ilmu Biomedis, Academia Sinica, menunjukkan bahwa virus memiliki 30.000 asam nukleat. Ketika virus corona baru bereplikasi, pasti ada mutasi acak.

Dia mengatakan bahwa NAAT secara keseluruhan, memiliki sensitivitas diagnostik yang lebih baik sehingga direkomendasikan untuk tes Covid-19.

Apakah tes Covid-19 yang sekarang tetap efektif?

Sejak awal kemunculan virus corona, terdapat beberapa jenis tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi Covid-19 dalam tubuh, seperti rapid antobodi, rapid antigen, PCR, dan lainnya.

Rapid antibodi dan rapid antigen lebih sering digunakan untuk mendeteksi paparan virus Corona karena harganya yang lebih terjangkau. Jenis tes ini lebih banyak digunakan sebagai screening.

Meski lebih mahal, tes swab PCR memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi daripada uji lainnya, seperti antigen.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Penerapan Denda Rp 500 Juta pada Pengobatan Alternatif

[HOAKS] Penerapan Denda Rp 500 Juta pada Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com