Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Mereka memulai perjalanan bisnis dari Noida ke New Delhi pada 19 April 2021. Mereka menerapkan protokol kesehatan dan terbang ke Kathmandu, Nepal pada 2021 April 2021.
Mereka pun diizinkan terbang ke Chongqing Municipality karena mengantongi hasi tes negatif sejak 17-19 April. Ketika sampai di China, tes amplifikasi asam nukleat atau nucleic acid amplification test (NAAT) menunjukkan hasil positif.
Mereka diketahui tertular virus corona varian B.1.617, yang saat itu ditetapkan sebagai variants of interest (VOI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut laporan, varian ini terdiri dari tiga jenis, yakni B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3.
Adapun varian B.1.617.2 kemudian menyebar lebih masif, sehingga WHO menetapkannya sebagai variants of concern (VOC) dan menamainya dengan varian Delta.
Klaim mengenai varian ini baru terdeteksi ketika dilakukan CT scan juga keliru.
Faktanya, ketiga warga China tersebut sebelumnya sudah terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian pemeriksaan CT scan yang dilakukan oleh otoritas kesehatan setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Selain CT scan, ketiga pasien ini juga menjalani pemeriksaan suhu tubuh, tes darah, dan tes fungsi hati hingga jantung.
Betul bahwa ditemukan abnormalitas pada hasil CT scan dada, di mana ditemukan adanya lesi menular yang diklasifikasikan sebagai tipe umum Covid-19.
Pada 2021, narasi serupa juga beredar sehingga pemeriksa fakta Hong Kong dan Taiwan sudah membuktikan bahwa itu adalah hoaks.
He Meixiang, peneliti merangkap di Institut Ilmu Biomedis, Academia Sinica, menunjukkan bahwa virus memiliki 30.000 asam nukleat. Ketika virus corona baru bereplikasi, pasti ada mutasi acak.
Dia mengatakan bahwa NAAT secara keseluruhan, memiliki sensitivitas diagnostik yang lebih baik sehingga direkomendasikan untuk tes Covid-19.
Sejak awal kemunculan virus corona, terdapat beberapa jenis tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi Covid-19 dalam tubuh, seperti rapid antobodi, rapid antigen, PCR, dan lainnya.
Rapid antibodi dan rapid antigen lebih sering digunakan untuk mendeteksi paparan virus Corona karena harganya yang lebih terjangkau. Jenis tes ini lebih banyak digunakan sebagai screening.
Meski lebih mahal, tes swab PCR memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi daripada uji lainnya, seperti antigen.