Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Mengonsumsi Hujan Es, Ini Penjelasan dari Dokter

Kompas.com - 24/02/2022, 13:44 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Fenomena hujan es melanda sejumlah wilayah di Indonesia beberapa hari belakangan. Dokter mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi es dari hujan es.

Fenomena hujan es dilaporkan di kota-kota, seperti di Surabaya, Nganjuk, Magetan, Semarang, Sukabumi, hingga Lampung.

Ini memang fenomena yang jarang terjadi. Masyarakat yang penasaran pun mengonsumsinya, bahkan ada yang sengaja mencampurkannya dengan teh seperti yang dilakukan seseorang dalam video yang diunggah akun Instagram @aslisuroboyo.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ASLI SUROBOYO | VISIT SURABAYA (@aslisuroboyo)

Sementara, di Facebook, akun ini mengunggah foto dan video hujan es, lalu mengklaim bahwa mengonsumsi hujan es bisa meningkatkan imunitas dan bisa dijadikan obat.

Bahaya mengonsumsi hujan es

Dokter sekaligus Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan dr Dien Kalbu Ady mengatakan, hujan es memiliki kandungan yang tidak jauh berbeda dengan hujan biasa. Hanya berbeda wujudnya saja.

Menurut Dien, hujan membawa polutan karena zat-zat emisi dari Bumi akan bercampur dan menempel dengan droplet yang ada di atmosfer.

Dalam kasus hujan es, campuran air tersebut mengalami kristalisasi akibat pergerakan udara yang memengaruhi suhu.

Pihaknya mengatakan, sama seperti hujan biasa, hujan es juga bisa membawa polutan dari atmosfer.

"Meski demikian, hujan es membawa polutan dari atmosfer. Bukan sekadar membawa partikel debu yang berukuran kecil. Hujan es juga mengandung gas-gas emisi seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida," jelas Dien saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/2/2022).

Menurut Dien, berikut beberapa risiko kesehatan yang ditimbulkan akibat mengonsumsi polutan:

  • Polutan karbon monoksida dapat mengakibatkan kerusakan pada otot jantung dan susunan saraf pusat
  • Polutan nitrogen dioksida dapat menyebabkan kerusakan di organ paru-paru
  • Polutan sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan di sistem pernafasan dan bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

"Karena hujan es mengandung senyawa polutan-polutan tersebut maka tidak benar dengan mengonsumsi akan meningkatkan imunitas. Justru sebaliknya, hujan es tidak baik untuk dikonsumsi," tegas Dien.

Penyebab hujan es di Indonesia

Meski fenomena hujan es di Indonesia terbilang unik, tetapi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena hujan es merupakan hal biasa.

"Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," jelas Kepala Bidang Diserminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko, kepada Kompas.com, Rabu (23/2/2022).

Fenomena hujan es atau hail terjadi disebabkan oleh adanya awan Cumulonimbus (CB) yang sangat besar dan padat. Kendati demikian, tidak semua awan CB menimbulkan hujan es.

Pada awan ini terdapat tiga macam partikel, yakni butir air, butir air super dingin, dan partikel es.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Palestina di Puncak Piramida Mesir Hasil Rekayasa

[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Palestina di Puncak Piramida Mesir Hasil Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Berdirinya Amnesty International dan Sepak Terjangnya...

Kilas Balik Berdirinya Amnesty International dan Sepak Terjangnya...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

Hoaks atau Fakta
Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

Hoaks atau Fakta
Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pernyataan Sivakorn Pu-Udom soal Laga Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Video Pernyataan Sivakorn Pu-Udom soal Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

INFOGRAFIK: Benarkah Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com