Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Unair: Virus Hendra Lebih Mematikan daripada Covid-19

Kompas.com - 05/06/2022, 20:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia tentu disambut suka cita oleh masyarakat. Akan tetapi, kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan harus selalu dijaga.

Pasalnya, beberapa virus mulai bermunculan dan mengancam kesehatan manusia, salah satunya adalah virus Hendra.

Virus Hendra pertama kali ditemukan di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia, pada tahun 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernapasan dan neurologis pada kuda dan manusia.

Perbandingan virus Hendra dan Covid-19

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (31/5/2022), Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani mengatakan, virus Hendra lebih mematikan dibandingkan dengan virus Covid-19.

Baca juga: Diduga Sebarkan Virus, Warga Jaksel Tangkap 50 Tikus untuk Diambil Sampelnya

“Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen,” kata Laura, dilansir dari laman Unair, Selasa (31/5/2022).

Meski begitu, Laura menjelaskan, virus bernama ilmiah Hendra henipavirus ini umumnya masih jarang ditemukan pada manusia.

Berdasarkan data dari tahun 1994 hingga 2013, dilaporkan terdapat tujuh kematian manusia akibat virus tersebut.

Sampai saat ini, penyakit akibat infeksi virus ini dinyatakan sebagai kondisi endemis di Australia, yakni kondisi dengan jumlah terkendali namun dapat mengancam kesehatan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa menyebabkan wabah.

Meski belum pernah terdeteksi di Indonesia, Laura menyarankan agar masyarakat menjadikan setiap informasi yang ada mengenai virus tersebut sebagai peringatan.

Baca juga: Diklaim Sebagai Varian Baru Virus Corona, Apa Itu Virus NeoCov?

“Mengingat Indonesia juga memiliki hewan ternak yang tidak sedikit, pemerintah juga harus menyadari dan mengawasi surveillance-nya, cara agar hewan termasuk kuda tidak terjangkit virus Hendra,” ujarnya.

Gejala dan penularan virus Hendra

Laura menjelaskan, virus Hendra bisa menular ke manusia melalui kontak erat, disertai tingkat higienitas yang rendah.

Infeksi virus ini dapat menyebabkan gejala demam, batuk, sakit pada tenggorokan, dan ensefalitis atau radang otak.

Virus yang bersumber dari kelelawar ini dapat menyerang sistem pernapasan dan neurologi pada hewan dan manusia.

“Setelah ditelusuri, virus ini ternyata bersifat zoonosis, yakni bisa berpindah dari host ke host, dari hewan ke manusia,” ungkapnya.

Baca juga: Fakta-fakta Virus NeoCov yang Diklaim Ilmuwan China sebagai Varian Covid Baru

Laura menambahkan, masuknya virus ini ke tubuh manusia biasanya diperantarai oleh hewan mamalia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com