Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Masih Sering Hujan Padahal Sudah Musim Kemarau

Kompas.com - 28/05/2022, 18:10 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Musim kemarau di Indonesia biasanya berlangsung pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April.

Akan tetapi, kondisi tersebut sulit dipastikan saat ini. Perubahan iklim dan faktor lainnya menyebabkan panas saat musim hujan, dan sebaliknya, hujan meski telah memasuki musim kemarau.

Seperti yang terjadi saat ini, hujan masih kerap mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia hingga bulan Mei 2022.

Penyebab sering hujan pada musim kemarau

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (24/5/2022), Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia cukup variarif.

Beberapa daerah memang sudah memasuki kemarau pada April 2022, tetapi banyak daerah baru masuk kemarau pada Mei dan Juni 2022.

Baca juga: 3 Tips Mengatasi Dinding Lembap dan Rembes Saat Hujan

"Misalnya wilayah Jakarta Utara, sebagian Jakarta Barat, Jakarta Timur, Bekasi, dan Tengerang bagian utara itu mengalami awal musim kemarau mulai Mei," kata Miming.

"Sedangkan wilayah lainnya di bagian selatan diprediksi masuk (kemarau) pada awal Juni," imbuhnya.

Oleh karena itu, Miming mengungkapkan, saat ini beberapa daerah masih mengalami periode peralihan atau pancaroba.

Dalam rincian prediksi yang dikeluarkan BMKG pada Maret 2022, dari total 342 zona musim di Indonesia, sebanyak 29,8 persen diprediksi mengawali musim kemarau pada April 2022.

Zona yang mulai memasuki musim kemarau pada April 2022 adalah sebagian kawasan Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.

Baca juga: Manfaat Air Hujan untuk Menyiram Tanaman Hias

Sebanyak 22,8 persen wilayah akan memasuki kemarau pada Mei 2022 yang meliputi sebagian Bali, sebagian Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua.

Sementara itu, sebanyak 23,7 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni 2022, yakni Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua.

Untuk 23,7 persen wilayah lainnya, awal musim kemarau tersebar pada Januari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober.

Sirkulasi siklonik

Selain itu, Miming menjelaskan, hujan yang kerap turun belakangan ini merupakan dampak tak langsung dari sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu.

Sirkulasi siklonik inilah yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Bengkulu.

Baca juga: Manfaat Air Hujan untuk Menyiram Tanaman Hias

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com