Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Soroti Pembagian BPNT: Agen Makin Untung, Petani Tetap Buntung

Kompas.com - 25/04/2022, 15:44 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyoroti pembagian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima oleh masyarakat yang terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) malah.

Dedi menilai, mekanisme pembagian BPNT malah menguntungkan sejumlah supplier atau pemasok bermodal besar.

Salah satunya yang terjadi di Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta.

Saat itu Dedi yang sedang melakukan reses untuk memantau penyerapan produk pertanian lokal melihat ada antrean pembagian paket yang ditujukan untuk KPM.

Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Crazy Rich Grobogan Joko Suranto Layak Diberi Diskon Pajak

Di lokasi tersebut warga antre untuk mendapatkan paket berisi kebutuhan bahan pokok berupa 10 butir telur, 3 buah apel, sebungkus kacang mentah, 3 buah kentang, seperempat daging dan sekarung beras berisi 10 kg.

Dari keterangan petugas yang membagikan paket, barang-barang tersebut dipasok oleh penyedia atau agen besar. Kemudian paket tersebut diberikan seragam kepada KPM sebagai bentuk pencairan BPNT dari pemerintah.

“Kalau semua di-drop dari agen, ekonomi yang berputar di sininya apa? Kan tujuannya itu orang diberi Rp 200.000 agar uangnya muter di sini, beli beras dari desa sini, telur dari sini, ikan dari sini, sehingga ekonomi muter. Kalau begini mah yang kaya agen supplier,” ucap Kang Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (25/4/2022).

Aksi Dedi mendatangi lokasi pembagian BPNT diunggah dalam akun YouTube miliknya, Kang Dedi Mulyadi dan viral.

Dalam video itu, Dedi sempat berbincag dengan salah seorang KPM penerima BPNT bernama Nyai.

Nyai mengaku selama ini ia memegang kartu ATM sendiri, namun pencairan harus dilakukan oleh pihak desa.

Nantinya pihak desa yang mencairkan dan ia tinggal mengambil paket bantuan di tempat yang telah ditentukan.

“Digesek (Kartu Keluarga Sejahtera), tiga hari baru saya terima barang. Saya langsung terima saja dari desa. Soalnya kalau gesek sendiri tidak dapat lagi (bantuan),” ucap Nyai.

“Kenapa gak belanja sendiri? Kan ibu bisa beli makanan sendiri ke warung sesuai kebutuhan, terpenting memenuhi standar gizi. Kalau begini mah (bentuk paket) yang untung agen,” tanya Dedi.

“Orang-orang ngegesek sendiri kosong kartunya. Kalau seneng mah, kalau boleh belanja sendiri ke warung,” jawab Nyai.

Keuntungan agen

Tak sampai di situ, Kang Dedi pun mengajak Nyai untuk mengecek langsung harga paket yang didapat ke salah satu warung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com