Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aroma Paling Menyenangkan di Dunia Menurut Studi Ilmuwan

Kompas.com - 10/04/2022, 16:20 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Aroma paling enak dan menyenangkan di dunia belum lama ini ditemukan oleh para peneliti dari Swedia dan Inggris.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di Current Biology itu, kebanyakan orang meski berasal dari budaya dan latar belakang yang berbeda setuju bahwa vanila memiliki aroma paling enak di dunia.

Selain vanila, studi kerja sama antara Institut Karolinska Swedia dan Universitas Oxford itu juga mengungkapkan bahwa aroma paling enak lainnya berasal dari etil butirat yang berbau seperti buah persik.

Urutan ketiga dalam daftar aroma paling menyenangkan di dunia berasal dari linalool yang memiliki aroma bunga.

Sementara itu, bau yang paling tidak disukai dalam penelitian ini adalah asam isovalerat, yang dikenal memiliki aroma menyengat dan tidak menyenangkan dan dianggap seperti campuran keju, susu kedelai, dan keringat.

Baca juga: Fakta-fakta Virus NeoCov yang Diklaim Ilmuwan China sebagai Varian Covid Baru

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (7/4/2022), Artin Arshamian, peneliti dari Institut Karolinska dan salah satu penulis studi itu mengatakan, manusia mungkin memiliki preferensi penciuman yang sama karena membantu dalam bertahan hidup.

Kenikmatan aroma yang terkait dengan struktur molekul bau makanan yang dapat dimakan dalam studi tersebut mencapai 41 persen.

Sederhananya, manusia cenderung menikmati banyak aroma yang sama karena perasaan yang mengakar bahwa suatu barang aman untuk dimakan.

Dilansir dari NPR melalui KOMPAS.com, dalam studi ini, peneliti pun mencari tahu mengenai cara persepsi bau bisa tercipta.

Dalam studi tersebut, peneliti melibatkan 225 peserta dari sembilan budaya non-Barat, termasuk individu dari komunitas yang sedikit memiliki kontak dengan dunia Barat.

Baca juga: Nama dan Prestasi 4 Dosen IPB yang Masuk 100 Ilmuwan Terbaik Dunia

Peserta kemudian diminta untuk mengendus 10 aroma unik dan mengurutkannya dari bau yang paling enak hingga ke yang paling tidak disukai.

"Kami ingin mengetahui apakah orang di seluruh dunia memiliki persepsi dan menyukai jenis bau yang sama, atau apakah ini sesuatu yang dipelajari secara budaya," kata Arshamian.

Anehnya, ilmuwan menemukan bahwa budaya peserta hanya berpengaruh sebanyak 6 persen terhadap persepsi bau seseorang, sedangkan preferensi pribadi justru menjadi pertimbangan utama, yakni sebanyak 54 persen.

"Secara tradisional, bau telah dilihat sebagai budaya, tetapi kami menunjukkan bahwa budaya tak ada hubungannya dengan itu," jelasnya.

Hal itu menjelaskan alasan hidangan seperti ikan herring yang difermentasi mungkin menggugah selera bagi sebagian orang, tetapi bagi orang lain dianggap sebagai bau paling menjijikan.

"Sekarang kita tahu bahwa ada persepsi bau universal yang didorong oleh struktur molekul dan itu menjelaskan alasan kita menyukai atau tak menyukai bau tertentu," pungkasnya.

(Penulis: Kontributor Sains, Monika Novena | Editor: Bestari Kumala Dewi)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com