KOMPAS.com - Baru-baru ini pemerintah mengimbau agar masyarakat yang ingin buka puasa bersama atau bukber selama Ramadhan, dianjurkan untuk tidak berbicara satu sama lain.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meluruskan mengenai hal tersebut.
Lantas, apa maksud aturan pemerintah boleh bukber tapi dilarang ngobrol tersebut?
Wiku mencontohkan, saat individu menyantap makanan saat berbuka puasa tentu tidak perlu berbicara agar tidak menimbulkan droplet yang menjadi penyebab penularan virus.
"Saat menyantap makanan tentunya tidak berbicara untuk menghindari adanya droplet," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Bupati Sumedang: Tarawih Dibatasi 50 Persen Kapasitas, ASN Dilarang Bukber dan Open House
Wiku mengatakan, usai menyantap makanan dan kembali menggunakan masker, tentunya warga diperbolehkan berbicara satu sama lain guna menjalin silaturahmi selama bulan Ramadhan.
"Setelah makan selesai bisa melanjutkan silaturahmi berbicara dengan menggunakan masker dalam jarak yang cukup terjaga," ujarnya.
Spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar,dr,SpPD, menjelaskan droplet tidak hanya keluar ketika kita membuka mulut seperti bicara, bersin, batuk atau bernyanyi.
Droplet juga bisa keluar dari mulut dan hidung ketika kita bernapas sehingga tetap bisa menyebar saat makan meskipun tidak sambil ngobrol.
"Jadi buka bersama itu tetap berisiko karena saat makan pasti buka masker," katanya, seperti dikutip dari akun Instagramnya, @drningz.
Namun kita bisa meminimalkan risiko penyebaran Covid-19 saat buka puasa bersama di Bulan Ramadhan dengan beberapa langkah.
Misalnya, memilih lokasi perjumpaan yang memiliki ventilasi baik atau outdoor. Batasi membuka masker hanya ketika makan untuk mencegah penyebaran droplet yang berlebihan.
Pakar kesehatan yang berbasis di Surabaya ini juga menyarankan kita hanya menggelar buka bersama bersama kelompok kecil saja.
Sebaiknya tidak perlu menghadiri acara buka bersama di Bulan Ramadhan jika sedang tidak enak badan atau belum vaksin.
Langkah yang tak kalah penting adalah tes antigen mandiri sebelum buber dan pantau gejala Covid-19 selama 14 hari setelah acara.
"Yang penting, risiko yang ada saat bukber diminimalkan jadi bisa bukber dengan lebih 'aman' dan tetap boleh ngobrol pastinya," tambah Dokter Ning.
(Sumber: Kompas.com Penulis Sekar Langit Nariswari | Editor Sekar Langit Nariswari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.