Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarbumusi: 5.000 Pekerja Toilet Menganggur karena WC SPBU Gratis

Kompas.com - 12/12/2021, 16:06 WIB
Farid Assifa

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Soeharjono mengatakan, akibat WC SPBU gratis, sebanyak 5.000 orang kehilangan pekerjaan.

Hal itu berdampak pula pada ekonomi 15.000 jiwa yang merupakan keluarga dari pekerja toilet.

Oleh karena itu, Soeharjono meminta agar pemerintah, terutama Kementerian BUMN, mengkaji ulang pernyataan Menteri Erick Thohir terkait toilet SPBU gratis.

"Namun apakah itu sudah menjadi kebijakan atau belum, kami belum tahu. Tapi yang jelas dampaknya sudah langsung terasa. Sebanyak 5.000 pekerja toilet pulang dan mereka menganggur karena WC gratis," kata Soeharjono kepada Kompas.com saat mendampingi aksi unjuk rasa pekerja toilet di Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu.

Baca juga: Pekerja Toilet Unjuk Rasa Protes Menteri Erick Thohir soal WC SPBU Gratis

Ia mengatakan, jumlah 5.000 pekerja toilet yang menganggur itu baru di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, belum di daerah lain.

Akibatnya, kata Soeharjono, para pekerja toilet yang menjadi pengangguran ini akan menjadi beban pemerintah daerah dan desa.

Oleh itu, ia meminta pemerintah mencarikan solusi bagi para pekerja toilet. Soeharjono juga meminta pemerintah untuk duduk bareng mencari solusi atas persoalan ini.

Menurutnya, kalau WC gratis memang sudah menjadi kebijakan, maka harus ada solusi pekerjaan alternatif bagi pekerja toilet. Misalnya mempekerjakan mereka di Pertamina atau SPBU dengan status buruh.

Soeharjono mengatakan, paguyuban pekerja toilet kini sudah mulai masuk menjadi bagian dari Sarbumusi. Oleh karena itu, pihaknya akan mengomunikasikan keluhan para pekerja toilet ini dengan pemerintah pusat, terutama Kementerian BUMN dan Kementerian Tenaga Kerja.

Pekerja toilet unjuk rasa

Sebelumnya, para pekerja toilet di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (12/12/2021), berunjuk rasa memprotes kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang menggratiskan WC di SPBU seluruh Indonesia.

Sebab, kebijakan itu dinilai telah membuat ribuan orang menganggur. Aksi unjuk rasa itu digelar di jalan protokol Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya. Mereka menggelar long march lalu memasuki aula kantor Desa Sukahening.

Dalam aksi itu, perwakilan pekerja toilet, Abdulrohman menyampaikan sejumlah sikap terkait kebijakan Erick Thohir yang menggratiskan toilet.

Pertama, penggratisan toilet di SPBU itu menyebabkan 5.000 orang penjaga toilet kehilangan pekerjaan. Hal itu berdampak pada penghidupan 15.000 anggota keluarga mereka.

Mereka pun meminta pemerintah untuk mencari alternatif pekerjaan bagi para mantan pekerja toilet tersebut.

"Untuk itu, kami meminta kepedulian dan simpati ang sama ditunjukkan oleh Menteri BUMN agar bisa mencarikan lapangan pekerjaan baru bagi 5.000 pekerja toilet yang menjadi sumber penghidupan 15.000 anggota keluarga kami," kata Abdulrohman dalam orasinya.

Diberitakan sebelumnya, Erick meminta PT Pertamina (Persero) memperbaiki layanan fasilitas toilet di SPBU-SPBU yang berada di bawah perusahaan tersebut.

Baca juga: Aksi Erick Thohir Minta Toilet SPBU Digratiskan Dianggap Ancang-ancang Pemilu 2024

Ia bilang, fasilitas toilet harusnya tak berbayar. Pernyataan Erick tersebut merespons ramainya pembicaraan masyarakat beberapa waktu terakhir tentang pungutan sebesar Rp 2.000 di toilet SPBU.

Tagihan itu dinilai masyarakat sebagai pungutan liar (pungli) dan tidak bersifat sukarela.

"Saya minta direksi Pertamina harus perbaiki, dan saya minta nanti seluruh kerja sama dengan pom bensin swasta yang di bawah Pertamina juga toiletnya enggak boleh bayar. Harus gratis," ujarnya seperti dikutip dalam postingan akun Instagram resminya @erickthohir, Senin (22/11/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com