Negara Terkecil dan Terbesar Tanpa Sungai di Dunia, Sumber Airnya Darimana?

KOMPAS.com - Ada 17 negara di dunia yang tidak memiliki sungai di dalam wilayahnya. Bahkan, ada dua negara terbesar dan terkecil yang tak memiliki sungai.

Penyebab tidak memiliki sungai diantaranya karena kehilangan sungai akibat kekeringan. Seperti Sungai Tigris-Euphrates yang mengairi Suriah dan Irak.

Serta beberapa negara lainnya yang kehilangan suplai air bawah tanah sejak tahun 2018.

Namun, ada juga negara yang dialiri sungai, tapi sungai tersebut mengalir pada musim tertentu, sehingga tidak bisa dihitung sebagai memiliki sungai.

Negara terkecil tanpa sungai

Negara terkecil yang tidak memiliki sungai adalah Vatikan. Luas wilayahnya hanya 0,445 kilometer persegi. Negara ini tidak memiliki danau, sungai, ataupun gunung. Seluruh sumber airnya berasal dari Italia.

Baca juga: Negara Tanpa Sungai di Dunia dan Sumber Air yang Digunakan

Negara terbesar tanpa sungai

Negara terbesar yang tidak memiliki sungai adalah Arab Saudi dengan luas wilayah 2.149.690 kilometer persegi. Hampir 95 persen wilayahnya merupakan padang pasir.
Suhu tertinggi pada musim panas mencapai 45 derajat Celcius. Beberapa bagian di negara ini bahkan tidak mengalami hujan sama sekali sepanjang tahun.

Lalu darimana sumber air untuk warga Arab Saudi?

Kebanyakan negara Timur Tengah mengolah air laut menjadi air tawar untuk air minum. Nama proses ini disebut dengan desalinasi.

Setidaknya sebanyak 50 persen air minum di Arab Saudi berasal dari air laut yang diproses dengan desalinasi.
Kemudian sekitar 40 persen dari air tanah yang tidak terbarukan. Sisa 10 persen terakhir mengumpulkan air permukaan seperti air gunung atau air hujan yang tidak menentu setiap tahunnya.

Daftar negara yang tidak memiliki sungai

• Komoro
• Djibouti
• Libya
• Bahamas
• Kuwait
• Maladewa
• Oman
• Qatar
• Arab Saudi
• Unit Emirat Arab

Baca juga: Cegah Sungai Pesanggrahan Meluap, Pemkot Jakbar Bangun Kisdam

• Yaman
• Malta
• Monako
• Vatikan
• Kiribati
• Nauru
• Tonga
• Tuvalu

(Sumber: Kompas.com Penulis Nadia Faradiba | Editor Nadia Faradiba)