Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Kompas.com - 15/05/2024, 15:15 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rahmat (26) menghabisi ibu kandungnya Imas (54) di Kampung Cilandak, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (13/5/2024).

Kasatreskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri menuturkan, korban dibunuh dengan menggunakan benda tajam, pada Senin (13/5/2024) sekitar pukul 17.30 WIB.

Warga pertama kali menemukan jasad Imas pada Selasa (14/5/2024) sekitar pukul 04.15 WIB.

Di tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan barang bukti berupa sebuah garpu tanah yang ditemukan di dapur rumah, dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/5/2024).

Saat diinterogasi warga dan polisi, Rahmat terlihat seperti orang linglung dan seperti memiliki keterlambatan dalam berpikir.

"Kami tanya apa menyesal? Dia diam. Kelihatan pelaku ada keterlambatan dalam berpikir, tapi masih kami dalami dan kami akan panggil psikolog juga untuk mengetahui kondisi pelaku," ujar Ali.

Berikut 4 fakta dari kasus ini:

Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia


1. Pelaku tidur dengan bercak darah

Diketahui, usai membunuh ibunya, Rahmat kemudian tidur dengan kondisi badan yang dipenuhi bercak darah.

Malam itu, Rahmat tidur di kamar miliknya yang bersebelahan dengan kamar korban, dilansir dari Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Saat ditemukan, Imas berada dalam kondisi telentang dan bersimbah darah.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Wanita dalam Koper, Awalnya Korban Minta Dinikahi

2. Pelaku mengaku ke warga

Setelah bangun, Rahmat yang masih memakai baju dengan bercak darah kemudian menuju ke rumah tetangganya.

Seorang warga bernama Pahrudin mengatakan, Rahman datang pada pukul 04.00 WIB dan menyodorkan uang Rp 330.000 serta mengaku telah menghabisi nyawa ibunya.

"Dia bawa uang ke rumah, katanya gini, 'A tolong bunuh saya, saya udah membunuh Ibu saya', gitu ke saya, itu doang," jelas Pahrudin.

Karena terkejut mendengar pengakuan pelaku, Pahrudin langsung mendatangi ketua RT setempat dan mengumpulkan warga.

Pahrudin beserta warga desa dan ketua RT akhirnya beramai-ramai mendatangi rumah korban, dilansir dari Kompas.com, Rabu (15/5/2024).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com