Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal "Heatwave" Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Kompas.com - 03/05/2024, 11:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena heatwave atau gelombang panas tengah menerjang sejumlah negara di Asia.

Hal tersebut diketahui dari beberapa unggahan warganet di media sosial X (Twitter), salah satunya diunggah oleh akun @IndianTechGuide, Kamis (2/5/2024).

"Heatwave in Asia," begitu narasi unggahan.

Dalam unggahan tersebut, tampak beberapa negara seperti Myanmar, Thailand, India, Bangladesh, Laos, Vietnam, Nepal, dan China mengalami suhu panas di atas 40 derajat Celsius.

Suhu di Myanmar bahkan mencapai 45 derajat Celsius. Sementara itu, Indonesia menjadi negara dengan suhu terendah di antara negara Asia lainnya, yakni 33 derajat Celsius.

Dikutip dari Kompas TV, gelombang panas tersebut sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan menyebabkan sekolah-sekolah ditutup.

Selain itu, gelombang panas tersebut juga memicu lonjakan penyakit dan kematian.

Lantas, apakah heatwave atau gelombang panas berpotensi terjadi di Indonesia?

Baca juga: Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Penjelasan BMKG

Saat dikonfirmasi, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, secara indikator statistik suhu kejadian, heatwave atau gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa.

Fenomena ini biasanya akan berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih, sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO.

"Selain itu, untuk fenomena cuaca termasuk sebagai kategori gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat Celsius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Jumat (3/5/2024).

Ia menambahkan, adapun bila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas.

Sementara itu, Guswanto memastikan bahwa di Indonesia tidak terjadi heatwave karena posisi Indonesia yang berada di lintang rendah.

"Negara Indonesia bersifat kepulauan dan sebagian besar terdiri dari lautan, sehingga dinamika atmosfernya sangat dinamis, termasuk variasi cuaca harian cukup signifikan," tuturnya.

Meskipun Indonesia mengalami cuaca panas terik, namun suhu harian di Indonesia diperkirakan akan stabil sampai September seiring gerak semu Matahari.

Baca juga: Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com