Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Samudra Pasifik Disebut sebagai Lautan Teduh, Berikut Asal-usulnya

Kompas.com - 09/04/2024, 14:00 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Samudera Pasifik merupakan samudra terluas di dunia yang menempati sekitar sepertiga permukaan bumi.

Luas wilayahnya, tidak termasuk Laut Cina Selatan, mencakup sekitar 161,76 juta kilometer persegi atau sekitar 28 persen luas permukaan dunia, menurut Britannica.

Di samudra ini juga merupakan tempat bagi tempat terdalam di bumi, yakni Challenger Deep yang ada di Palung Mariana.

Samudra Pasifik juga menjadi lokasi bagi ring of fire, yang merupakan rangkaian 450 gunung berapi berbentuk U.

Baca juga: Samudra Selatan Memiliki Udara Terbersih di Bumi, Ini Penyebabnya


Samudra Pasifik memiliki nama lain yang dikenal dengan sebutan ‘Lautan Teduh’. Dari mana asal julukan tersebut?

Samudra Pasifik sebagai lautan teduh

Dikutip dari laman National Geographic, nama Pacific merupakan versi lain dari kata pacify atau peaceful (tenang).

Nama ini diberikan oleh penjelajah Portugis Ferdinand Magellan pada 1520 saat ia berlayar melalui perairan yang tenang di lautan.

Pada 1519, Magellan memulai perjalanan melintasi Samudra Atlantik untuk mencari rute barat ke Kepulauan Rempah-rempah (Maluku) melalui Amerika Selatan, menurut National Ocean Service NOAA.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Samudra di Perut Bumi, Tiga Kali Lipat Lebih Besar dari Lautan Biasa

Setelah melewati lautan yang berbahaya dan menavigasi melalui apa yang sekarang dikenal sebagai Selat Magellan, armada kecilnya memasuki lautan asing pada November 1520.

Selat Magellan, adalah saluran yang menghubungkan samudra Atlantik dan Pasifik, antara ujung daratan Amerika Selatan dan pulau Tierra del Fuego.

Terletak seluruhnya di wilayah perairan Chili, kecuali ujung paling timurnya yang disentuh oleh Argentina. Namanya diambil dari nama Ferdinand Magellan.

Baca juga: 3 Teori Terbentuknya Kehidupan Awal di Bumi, Berasal dari Luar Angkasa atau dari Lautan Dalam

Magellan kemudian menyebut lautan asing tersebut sebagai pacific (tenang), karena kondisi perairan yang pada saat itu sangat tenang.

Sehingga sampai dengan saat ini, perairan luas tersebut dinamakan samudra Pasifik yang memiliki makna ‘perairan yang tenang’.

Ketika diadopsi dalam bahasa Indonesia, samudra Pasifik kemudian dikenal sebagai ‘lautan teduh’. Teduh dalam KBBI bermakna ‘tenang’ atau ‘aman’.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Samudra atau Lautan?

Namun, terlepas dari nama tersebut, faktanya Samudra Pasifik adalah perairan luas yang penuh dengan aktivitas.

Samudera Pasifik menimbulkan beberapa badai terkuat yang pernah terjadi, seperti Topan Super Mangkhut, yang mencapai kecepatan 265 kilometer per jam.

Selain itu, cekungan Pasifik yang dikenal dengan nama ring of fire menjadi wilayah gempa dan aktivitas vulkanik di sekitar tepinya.

Baca juga: Mengenal 5 Samudra yang Ada di Dunia? Pasifik Menjadi yang Paling Luas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com