Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Dunia, Berikut Profil Sastrawan "Arjuna Pencari Cinta" Yudhistira Massardi

Kompas.com - 03/04/2024, 10:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sastrawan Indonesia, Yudhistira Massardi meninggal dunia pada Selasa (2/4/2024) malam di RSUD Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kabar duka tersebut disampaikan salah satu anaknya, Kafka Massardi melalui akun Instagram pribadinya.

"Innalillahi wa innailaihi roijun. Telah wafat ayah kami Yudhistira Mulyana bin Massardi Selasa 2 April 2024," tulis Kafka.

Yudhistira Massardi dikenal sebagai sastrawan senior Indonesia yang menciptakan novel Arjuna Mencari Cinta.

Berikut profil Yudhistira Massardi...

Baca juga: Meninggal Dunia, Ini Profil Pembawa Acara Hilbram Dunar


Profil Yudhistira Massardi

Yudhistira Ardi Nugraha Moelyana Massardi atau lebih dikenal sebagai Yudhistira ANM Massardi lahir pada 28 Februari 1954 di Subang, Jawa Barat.

Dia merupakan seorang pengarang yang menuliskan berbagai jenis karya sastra seperti novel, cerpen, puisi, dan naskah sinetron.

Dikutip dari laman Ensiklopedia Kemendukbud, Yudhistira lahir dari ayah bernama Massardi asal Cirebon, Jawa Barat dan ibu Mukinah dari Maos Cilacap, Jawa Tengah. Dia merupakan anak dari dua belas bersaudara, termasuk kembarannya Noorca.

Semasa kecil, dia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Subang. Kemudian, melanjutkan SMP dan SMP di Taman Siswa, Yogyakarta.

Bakat menulisnya sudah tampak saat dia duduk di bangku SD. Ketika SMP, tulisannya berjudul "Aku Cinta Padamu" dimuat dalam koran Warta Minggu.

Baca juga: Profil Helena Lim, Crazy Rich PIK Tersangka Kasus Korupsi Komoditas Timah

 

Dia sering menggunakan nama samaran Yan untuk memudahkan menulis.

Yudhistira terakhir menjalani pendidikan di Akademi Sinematografi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1976, tapi tidak selesai. Meski begitu, dia kemudian beralih karier menjadi wartawan.

Yudhistira menjadi wakil pemimpin redaksi majalah Lelaki (1976—1978). Dia juga sempat bekerja sebagai wartawan Tempo (1979—1981).

Selanjutnya, dia menjadi redaktur pelaksana sekaligus pendiri majalah berita Jakarta-Jakarta (1985—1987). Yudhis lalu pindah menjadi redaktur pelaksana majalah Humor (1988—1992).

Pada 1993-1994, Yudhistira beralih ke dunia televisi. Dia menjadi script supervisor atau produser eksekutif PT Indosiar Visual Mandiri dan terlibat beberapa proyek.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com