Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 3-4 April 2024

Kompas.com - 03/04/2024, 06:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk sejumlah wilayah di Indonesia pada Rabu (3/4/2024) hingga Kamis (4/4/2024).

BMKG mengungkapkan, cuaca ekstrem tersebut bisa berupa hujan lebat, angin kencang, petir, dan kilat yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor.

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi alami hujan lebat, angin kencang, dan petir pada 3-4 April 2024?

Baca juga: Bumi Pernah Diguyur Hujan Tanpa Henti Selama 2 Juta Tahun, Kapan Terjadi?

Wilayah yang berpotensi hujan lebat, angin lebat, dan petir

Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, berikut sejumlah wilayah yang berpotensi alami hujan lebat, angin lebat, dan petir pada 3-4 April 2024:

Rabu, 3 April 2024

1. Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • DKI Jakarta
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua.

2. Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

  • Kepulauan Riau
  • Nusa Tenggara Barat
  • Kalimantan Selatan
  • Gorontalo.

Baca juga: Remaja Purbalingga Tersambar Petir padahal di Dalam Rumah, Ini Tips Menggunakan HP Saat Hujan

Kamis, 4 April 2024

1. Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua.

2. Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

  • Kepulauan Riau
  • Jawa Barat
  • DKI Jakarta
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Papua Barat.

Baca juga: Semarang Berpotensi Terjadi Hujan Lebat, Sampai Kapan Berlangsung?

Penyebab cuaca ekstrem 3-4 April 2024

Kondisi cuaca ekstrem tersebut dipicu karena sirkulasi siklonik yang terdeteksi berada di Laut Timor.

Sirkulasi siklonik itu kemudian membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Nusa Tenggara Timor, di Laut Timor, di Laut Sawu, dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, hingga Sulawesi Selatan, dari Maluku Utara, Maluku, hingga Laut Banda.

Selain itu, sirkulasi siklonik tersebut juga membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) dari Sulawesi Selatan bagian selatan, Teluk Boni, Sulawesi Tenggara bagian selatan, hingga Laut Banda, dan di Laut Timor.

BMKG melanjutkan, daerah konvergensi lainnya juga terpantau memanjang dari Sumatera Utara bagian utara hingga Aceh bagian selatan, di Bengkulu, dari perairan timur Jambi hingga Kepulauan Bangka Belitung, di Jawa, dari Sabah, Kalimantan Utara, hingga Kalimantan Tengah.

Selanjutnya, daerah konvergensi terdeteksi juga di Kalimantan Timur, dari Papua Papua, Papua hingga Papua Nugini.

"Daerah konfluensi lain terpantau berada di Papua. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," terang BMKG.

Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot terpantau di Samudra Pasifik utara Papua yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di perairan sekitar Sumatera dan Jawa bagian barat.

Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com