Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langit Pulau Jawa Disebut Cerah Tanpa Awan, Apakah Sudah Mulai Musim Kemarau?

Kompas.com - 21/03/2024, 08:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang menampilkan langit Pulau Jawa terekam bersih tanpa awan, ramai dibicarakan di media sosial.

Foto tersebut diunggah oleh akun X (Twitter) ini pada Selasa (19/3/2024) pukul 16.22 WIB.

Dalam foto tersebut, tampak citra satelit yang menunjukkan tak ada awan di atas langit Pulau Jawa.

“Langit bersih seharian ini,” tulis pengunggah.

Hingga Rabu (20/3/2024), unggahan tersebut telah mencapai penayangan lebih dari 1 juta kali, disukai lebih dari 20.000 akun, dan dibagikan lebih dari 3.900 kali.

Lantas, apakah hal ini menandakan sudah memasuki musim kemarau?

Baca juga: Pulau Jawa Disebut Hilang Tertutup Awan karena Siklon, Sampai Kapan?


Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyoroti keabsahan data tersebut karena tidak mencantumkan sumber data.

Pasalnya, data itu hanya mencantumkan waktu dan tanggal dari pengambilan citra satelit.

Namun demikian, Guswanto menuturkan, berdasarkan data dari BMKG, pada Selasa (19/3/2024) pukul 14.00 WIB, daerah pulau Jawa memang rata-rata tidak terekam awan hujan.

Adapun daerah yang diliputi awan dengan potensi hujan ringan, hanya berada di daerah sekitar Semarang, Jawa Tengah.

Terkait awal musim kemarau, Guswanto mengatakan bahwa pada Maret hingga April 2024 merupakan musim pancaroba, yaitu masa ketika musim hujan mulai berkurang dan musim kemarau dimulai.

“Cuaca pekan lalu sering hujan akibat adanya beberapa fenomena, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), adanya bibit siklon tropis, dan adanya daerah konvergensi antar tropik,” kata Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Menurutnya, Fenomena MJO yang masuk ke Indonesia melalui barat terjadi sejak Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Muncul Fenomena Equinox pada 21 Maret, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Sebagai informasi, fenomena MJO adalah aktivitas intra-seasonal yang terjadi di wilayah tropis dan dapat dikenali dari adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia menuju Samudera Pasifik.

Selain itu, adanya bibit siklon tropis di wilayah selatan Indonesia juga membuat curah hujan menjadi tinggi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com