Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supersemar: Latar Belakang Sejarah dan Kontroversi yang Tak Pernah Berakhir

Kompas.com - 11/03/2024, 11:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 58 tahun lalu, Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) diterbitkan pada 11 Maret 1966.

Supersemar disebut-sebut sebagai tonggak sejarah peralihan Orde Lama yang dipimpin Presiden Ir Soekarno ke Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.

Diketahui, Supersemar berisi penyerahan mandat kekuasaan Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto.

Namun, hingga kini Supersemar masih menuai polemik lantaran naskah aslinya tak pernah ditemukan.

Baca juga: Peristiwa G30S/PKI: Sejarah, Kronologi, dan Tokohnya

Latar belakang Supersemar

Sejarah lahirnya Supersemar tak lepas dari peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI yang terjadi pada 1965.

PKI dituding menjadi dalang di balik tragedi G30S/PKI yang menewaskan enam jenderal dan satu perwira, serta memicu amarah dari para pemuda antikomunis.

Dikutip dari Kompas.id (11/3/2021), tuduhan itu membuat Presiden Soekarno mengangkat Mayor Jenderal Soeharto menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat pada 14 Oktober 1965 untuk mengamankan jalannya pemerintahan dari gerakan kontra revolusioner.

Sepanjang Oktober-Desember 1965, gejolak muncul di Jakarta dan sejumlah daerah yang menginginkan Partai Komunis Indonesia (PKI) segera dibubarkan.

Namun, tudingan terhadap PKI tidak membuat Presiden Soekarno segera membubarkannya, karena ia masih meyakini bahwa partai partai berlambang palu dan sabit itu tidak terlibat pada G30S/PKI.

Presiden Soekarno justru mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga-harga yang berdampak pada menguatnya gelombang kekecewaan masyarakat hingga puncaknya pada awal 1966.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI Ditemukan di Lubang Buaya

Munculnya Tritura

Unjuk rasa Tritura pada tahun 1966.30 Tahun Indonesia Merdeka 1965 - 1973 (Jilid 3) (1975) Unjuk rasa Tritura pada tahun 1966.
Dilansir dari Kompas.com (11/3/2022), inflasi yang mencapai 600 persen pada awal 1966 memicu anggapan bahwa Bung Karno mengabaikan rakyat.

Karenanya, terjadi aksi demonstrasi yang dikoordinasi oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan mendapatkan restu aparat militer.

Aksi unjuk rasa itu semakin kencang dengan terbentuknya Front Pancasila yang terdiri dari kesatuan-kesatuan aksi, seperti KAMI, KAPPI, KABI, KAWI, dan KAGI.

Pada 12 Januari 1966, Front Pancasila berunjuk rasa di halaman gedung DPR-GR dengan menuntut tiga hal atau disebut sebagai Tritura.

Isi Tritura adalah:

Halaman:

Terkini Lainnya

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Tren
Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com