KOMPAS.com - Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dalam hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 dan real count yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hingga pukul 12.00 WIB, hasil real count KPU yang berasal 614.198 dari 823.236 Tempat Pemungutan Suara (TPS), Prabowo-Gibran mendapat 58,91 persen suara, disusul oleh Anies-Muhaimin 24,08 persen, dan Ganjar-Mahfud sebesar 17,01 persen.
Pasangan Prabowo-Gibran juga unggul di “Kandang Banteng”, basis suara PDI-P yang mengusung Ganjar-Mahfud seperti Jawa Tengah, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Lantas, apa penyebab Prabowo-Gibran unggul dalam quick count Pilpres 2024?
Baca juga: Profil Yusril Ihza Mahendra, Pimpin Tim Hukum Prabowo Hadapi Sengketa Pilpres 2024
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah penyebab Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres 2024:
Dikutip dari Kompas.id, Rabu (21/2/2024), faktor dominan yang menyebabkan Prabowo-Gibran unggul adalah karena adanya dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelum dipasangkan dengan Gibran, para pemilih Jokowi yang tertuju ke Prabowo menurut survei Litbang Kompas hanya 22,9 persen.
Saat itu, sebagian besar pemilih Jokowi masih tertambat pada Ganjar Pranowo, capres dari PDI-P.
Namun setelah Prabowo dipasangkan dengan Gibran, pemilih Jokowi yang beralih menjadi pendukung Prabowo-Gibran menjadi 40,7 persen.
Peningkatan proporsi sebesar itu membuat Prabowo-Gibran sudah menguasai hingga 22,6 persen pemilih yang diraih dari para pendukung Jokowi.
Hingga pemilu presiden berakhir, faktor Jokowi terhadap pasangan Prabowo-Gibran tetap bertahan.
Berdasarkan hitungan survei pascapencoblosan, yang dilakukan 14 Februari 2024, diperkirakan sumbangan dukungan faktor Jokowi pada elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 29,6 persen.
Faktor kedua yang mempengaruhi keunggulan paslon capres-cawapres nomor urut 02 adalah sosok Prabowo Subianto itu sendiri.
Diketahui, Prabowo telah ikut dalam tiga kali Pilpres. Hal itu membuat nama Prabowo sudah banyak dikenal pemilih dan memiliki modal kuat.
Menurut survei Litbang Kompas pada Agustus 2023 sebanyak 50,3 persen dari total pemilihnya dalam Pemilu 2019 masih bertahan dan loyal.
Kemudian pada survei pasca-pencoblosan Februari 2024 suara pendukungnya mengalami penguatan. Sedikitnya 57,1 persen pemilih Prabowo dalam Pemilu 2019 kembali memilih Prabowo.
Jika dikonversikan pada besaran capaian dukungan Pemilu 2019, pada pemilu kali ini pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan sumbangan berkisar 18,3-24,8 persen dari para pemilih Prabowo yang masih loyal.
Baca juga: Kata Kubu Anies dan Prabowo soal Ganjar Dorong Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024
Sumbangan dari faktor kalangan pemilih mula juga berpengaruh terhadap kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Pemilih mula yang dimaksud adalah kalangan pemilih yang baru pertama kali melakukan pencoblosan.
Berdasarkan estimasi hasil survei, dalam pemilu kali ini diperkirakan sebanyak 13 persen besarannya pemilih mula.
Dengan mencermati survei sebelum pilpres, Prabowo tampak mendapat peningkatan dukungan signifikan setelah dipasangkan dengan Gibran.
Guru besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Lili Romli mengungkapkan, kehadiran pemilih mula punya pengaruh besar dalam mendongkrak perolehan suara Prabowo-Gibran.
"Saya kira para pemilih pemula (memengaruhi perolehan suara Prabowo-Gibran). Para pemilih pemula yang kemudian sampai dikatakan terima kasih oleh Prabowo dan Gibran (dalam pidato kemenangan di Istora Senayan)," ujar Lili, dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/2/2024).
Menurut Lili, hal itu menjadi alasan Prabowo-Gibran unggul quick count dengan mayoritas pemilih baru ini memberikan pilihan kepada capres-cawapres nomor 02.
"Mereka melakukan kampanye joget-joget, gemoy, melalui AI-nya dan sebagainya. Itu yang saya kira menghipnotis para pemilih pemula," lanjutnya.
Baca juga: Beredar Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran, AHY Jadi Menko Polhukam dan Terawan Jadi Menkes