Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Telur Dadar Disebut Bisa Picu Diabetes dan Kanker, Ahli Ungkap Faktanya

Kompas.com - 18/02/2024, 08:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengolah telur dengan cara mencampurkan bagian kuning dan putih seperti telur dadar dinilai dapat memicu penyakit kanker dan diabetes.

Berdasarkan pendapat yang diunggah oleh akun media sosial TikTok @a.junaed, Selasa (13/2/2024), disebutkan bahwa kuning telur mengandung zat biotin, sedangkan bagian putih mengandung avidin.

Biotin dibutuhkan oleh tubuh untuk mengubah asam lemak dari minyak yang terdapat dalam kuning telur. Jika putih dan kuning telur mentah dicampur, seperti proses pembuatan telur dadar, biotin akan diikat oleh avidin dalam putih telur.

Kondisi ini dapat menyebabkan biotin tidak dapat berfungsi dan tubuh pun kekurangan zat ini. Singkatnya, tubuh yang kekurangan biotin diklaim dapat memicu risiko kanker dan diabetes.

"Masak telor putih dan kuningnya jangan dicampur," tulis unggahan.

Lantas, benarkah telur dadar dapat menyebabkan kanker dan diabetes?

Baca juga: Puasa Intermiten untuk Penderita Diabetes, Bantu Turunkan atau Justru Naikkan Gula Darah?


Telur dadar tidak sebabkan kanker dan diabetes

Dokter spesialis gizi klinik dari MRCCC Siloam Hospital, Inge Permadhi membantah makan olahan kuning campur putih telur seperti telur dadar dapat menyebabkan kanker dan diabetes.

Menurutnya, zat avidin pada putih telur memang akan mengikat biotin pada bagian kuning jika dalam bentuk mentah.

"Kalau sudah dimatangkan seperti telur setengah matang, dia sudah tidak berefek. Tidak menyebabkan apa-apa kalau dimakan, apalagi kalau dibikin telur dadar," ujar Inge, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Inge menyampaikan, mengonsumsi telur dadar maupun telur ceplok memiliki efek serupa untuk tubuh, sama-sama menyehatkan.

Bahan pangan ini, terutama bagian putihnya, adalah sumber protein sempurna yang dapat memenuhi asupan tubuh tanpa tambahan sumber protein lain.

Rata-rata tubuh setiap orang membutuhkan sekitar 0,8 sampai 1,2 gram protein per kilogram berat badan ideal.

Sebagai gambaran, orang dengan berat badan ideal 70 kilogram boleh mengonsumsi antara 56 gram (70 x 0,8) sampai 84 gram (70 x 1,2) protein setiap hari.

 Baca juga: Masuk Angin Bisa Tingkatkan Kadar Gula Darah, Penderita Diabetes Perlu Waspada

Jumlah protein tersebut tidak hanya berasal dari telur, bisa juga dari protein hewani lain seperti daging, ayam, ikan, dan susu sapi.

Asupan zat ini pun bisa diperoleh dari bahan nabati, misalnya kacang-kacangan serta produk olahannya seperti tahu, tempe, dan susu kedelai.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com