Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Dugaan Penyebab Harimau Berkeliaran di Jalanan Lampung

Kompas.com - 13/02/2024, 12:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video seekor harimau berkeliaran di jalanan kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung viral di media sosial.

Dalam video tersebut, harimau nampak berlalu lalang di jalanan yang juga dilalui oleh manusia sehingga dikhawatirkan dapat membahayakan.

"Bolak-balik krui baru kali ini liat harimau di kawasan," tulis pengunggah, akun @enjoyin05 di media sosial TikTok, Sabtu (10/2/2024).

Lantas, apa yang menyebabkan harimau tersebut berkeliaran di jalanan?

Baca juga: 3 Harimau di Medan Zoo Mati, Ini Respons BKSDA dan Wali Kota Medan

Kronologi kejadian harimau berkeliaran di jalanan

Plt. Kepala Balai Besar Taman Nasional bukit Barisan Selatan (TNBBS) Ismanto membenarkan adanya peristiwa dalam video tersebut.

Dia menyampaikan, hewan jenis harimau sumatera atau Panthera tigris sumatrae itu terlihat berlalu lalang di ruas jalan Sanggi-Bengkunat, Lampung yang masih dalam kawasan TNBBS pada Sabtu, 10 Februari 2024.

"Petugas Resor Pemerihan Balai Besar TNBBS menerima hasil video tersebut dari Peratin (Kepala Desa) Pemerihan Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat pada pukul 03.05 WIB," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (12/2/2024).

Sejak 2004, TNBBS telah ditunjuk oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia cluster Tropical Rainforest Heritage of Sumatra yang memiliki Oustanding Universal Value (OUV) karena memenuhi 3 kriteria penetapan warisan dunia, salah satunya berkat memiliki keanekaragaman habitat dan flora fauna, termasuk harimau sumatera, badak sumatera, dan gajah sumatera.

Oleh karena itu, pihak TNBBS, baik melalui pemerintah provinsi, kabupaten, akademisi dan NGO serta masyarakat selalu menyosialisasikan ke masyarakat sekitar kawasan dengan melakukan penguatan fundamental dalam interaksi negatif antara manusia dan satwa liar di sekitar kawasan.

"Prinsip ko-eksistensi menjadi penting dan bersifat inklusi dengan tetap memperkuat aspek kesejahteraan masyarakat dan memperhatikan keseimbangan nilai-nilai keberpihakan terhadap hidupan liar di dalam dan sekitar kawasan TNBBS," jelas Ismanto.

Baca juga: Mengenal Ras Toyger, Kucing Eksotis yang Mirip Harimau

Berkeliaran sejak November 2024

Menurut Ismanto, harimau sumatera yang berkeliaran di sekitar ruas jalan Sanggi-Bengkunat itu bukan pertama kali terjadi.

Sebelumnya, pihaknya telah menerima laporan pengaduan dari masyarakat sejak 27 November 2023 silam. Saat itu, harimau sumatera terlihat melintas di tepi kawasan TNBBS.

Namun, saat dilakukan pengecekan, tim tidak mendapatkan bukti yang mendukung mengenai keberadaan harimau di sekitar lokasi terlapor, baik lewat jejak kaki, feses, bulu, urine, dan tanda hewan yang dimangsa harimau sumatera.

Lalu, pada 21 Januari 2024 silam, keberadaan harimau sumatera kembali dilaporkan oleh penjual durian yang melihat hewan itu melintas di kawasan TNBBS.

Laporan serupa juga disampaikan warga sekitar yang melihat harimau sumatera pada 29 Januari 2024.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com