KOMPAS.com - Jahe adalah rempah-rempah populer yang banyak digunakan untuk bumbu masakan hingga obat herbal untuk mengatasi beberapa kondisi penyakit.
Di Indonesia, Anda bisa menemukan dua jenis jahe yang populer, yakni jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan jahe putih atau jahe biasa (Zingiber officinale).
Perbedaan keduanya terdapat pada warna kulit dan rimpangnya. Di mana, jahe merah memiliki warna kemerahan hingga ke bagian dalam rimpangnya. Sedangkan jahe putih memiliki warna kecoklatan di bagian kulitnya dan kuning sedikit pucat di bagian rimpangnya.
Dikutip dari Kompas.com (16/8/2022), bila dilihat dari segi nutrisi, baik jahe merah atau jahe putih, keduanya mengandung mineral, vitamin A, B1, B3, C, fosfor, zat besi, serta kalsium yang baik bagi kesehatan.
Lantas, apa saja manfaat jahe merah dan jahe putih untuk kesehatan?
Baca juga: 5 Manfaat Minum Wedang Jahe di Malam Hari, Bisa Bikin Tidur Nyenyak
Jahe banyak digunakan untuk membantu mengatasi masalah pencernaan, mengurangi mual, membantu melawan flu dan pilek, serta menghangatkan tubuh.
Selain itu, jahe juga mengandung gingerol yang merupakan senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas banyak khasiat pengobatan tersebut.
Pasalnya, gingerol memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Efek ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif, yang diakibatkan oleh terlalu banyak radikal bebas dalam tubuh.
Namun, jahe merah terbukti lebih efektif untuk menghangatkan tubuh dan mengobatai pilek lantaran memiliki rasa pedas yang cenderung lebih kuat dibandingkan jahe putih.
Baca juga: 7 Manfaat Minum Air Rebusan Bawang Putih dan Jahe Menurut Pakar
Jahe mungkin berperan dalam penurunan berat badan, menurut penelitian pada manusia dan hewan, dilansir dari Healthline.
Sebuah ulasan 2019 menyimpulkan, suplementasi jahe secara signifikan mengurangi berat badan, rasio pinggang-pinggul, dan rasio pinggul pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Kemampuan jahe dalam memeengaruhi penurunan berat badan mungkin disebabkan oleh mekanisme tertentu, seperti potensinya mengurangi peradangan.
Beberapa penelitian menunjukkan jahe, baik jahe merah atau pun jahe putih, keduanya mungkin memiliki sifat antidiabetes.
Tinjauan pada 2022 menemukan adanya penurunan gula darah puasa dan HbA1c yang signifikan pada penderita diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi suplemen jahe.
Tinjauan tersebut melihat hasil dari 10 percobaan, di mana peserta mengonsumsi 1.200–3.000 miligram (mg) jahe per hari selama 8–13 minggu.