KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin tidak mempermasalahkan jenis kelamin anak yang dikandung oleh ibu hamil.
Namun, ada juga keluarga yang ingin memiliki anak berjenis kelamin karena berbagai pertimbangan.
Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja menyatakan seorang ibu hamil berpeluang sama besar mempunyai anak laki-laki atau perempuan.
"Secara alami, untuk mendapatkan anak laki laki atau perempuan itu kemungkinannya 50 banding 50," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).
Baca juga: Muncul Garis Vertikal Hitam di Perut meski Tidak Sedang Hamil, Apa Penyebabnya?
Meski demikian, Irwin mengungkapkan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar seorang ibu bisa mengandung anak berjenis kelamin tertentu.
Jenis kelamin anak ini, katanya, diatur berdasarkan sperma dari sang ayah. Karena itu, penentuan hamil anak laki-laki atau perempuan diatur berdasarkan studi karakteristik sperma.
Lalu, bagaimana cara mengusahakan atau menentukan jenis kelamin anak yang akan dikandung?
Diketahui, setiap laki-laki memiliki sperma dengan kromosom X atau pembawa sifat perempuan dan sperma kromosom Y yang membawa sifat laki-laki.
Irwin menjelaskan, janin laki-laki dalam kandungan ditentukan berdasarkan adanya sperma Y yang membuahi sel telur dari seorang perempuan.
"Sperma Y itu bersifat kencang, namun rapuh dan tidak tahan lama," ujarnya.
Karena itu, untuk mendapatkan anak laki laki, Irwin menyarankan agar sepasang suami-istri berhubungan seksual hanya pada saat menjelang ovulasi atau ketika sel telur sudah matang.
Dengan demikian, sperma Y yang tidak tahan lama akan lebih cepat bertemu sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi saat mencapai tuba atau tempat terjadinya pembuahan.
Baca juga: Catat, Ini Waktu Terbaik untuk Jalan Kaki bagi Ibu Hamil
"Kalau belum terjadi ovulasi, maka sperma akan menunggu. Di proses menunggu ini, banyak sperma Y yang mati, sisa banyak sperma X yang lebih tahan lama," jelas Irwin.
Selain itu, dia juga menyarankan agar berhubungan seksual dengan posisi yang memungkinkan suami dapat ejakulasi atau mengeluarkan sperma dengan penetrasi yang dalam.
Ejakulasi dengan penetrasi dalam ini diharapkan membuat sperma yang dikeluarkan dapat langsung naik ke rahim dan tidak banyak tumpah di saluran vagina.