Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hamil Anak Laki-laki atau Perempuan? Simak Cara Ini Menurut Dokter

Kompas.com - 15/01/2024, 19:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin tidak mempermasalahkan jenis kelamin anak yang dikandung oleh ibu hamil.

Namun, ada juga keluarga yang ingin memiliki anak berjenis kelamin karena berbagai pertimbangan.

Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja menyatakan seorang ibu hamil berpeluang sama besar mempunyai anak laki-laki atau perempuan.

"Secara alami, untuk mendapatkan anak laki laki atau perempuan itu kemungkinannya 50 banding 50," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Muncul Garis Vertikal Hitam di Perut meski Tidak Sedang Hamil, Apa Penyebabnya?

Meski demikian, Irwin mengungkapkan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar seorang ibu bisa mengandung anak berjenis kelamin tertentu.

Jenis kelamin anak ini, katanya, diatur berdasarkan sperma dari sang ayah. Karena itu, penentuan hamil anak laki-laki atau perempuan diatur berdasarkan studi karakteristik sperma.

Lalu, bagaimana cara mengusahakan atau menentukan jenis kelamin anak yang akan dikandung?

Baca juga: Penjelasan Dokter Tompi dan Spesialis Obgyn soal Perawatan Kecantikan Ibu Hamil, Apa Saja yang Dilarang?

Cara punya anak laki-laki

Diketahui, setiap laki-laki memiliki sperma dengan kromosom X atau pembawa sifat perempuan dan sperma kromosom Y yang membawa sifat laki-laki.

Irwin menjelaskan, janin laki-laki dalam kandungan ditentukan berdasarkan adanya sperma Y yang membuahi sel telur dari seorang perempuan.

"Sperma Y itu bersifat kencang, namun rapuh dan tidak tahan lama," ujarnya.

Karena itu, untuk mendapatkan anak laki laki, Irwin menyarankan agar sepasang suami-istri berhubungan seksual hanya pada saat menjelang ovulasi atau ketika sel telur sudah matang.

Dengan demikian, sperma Y yang tidak tahan lama akan lebih cepat bertemu sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi saat mencapai tuba atau tempat terjadinya pembuahan.

Baca juga: Catat, Ini Waktu Terbaik untuk Jalan Kaki bagi Ibu Hamil

"Kalau belum terjadi ovulasi, maka sperma akan menunggu. Di proses menunggu ini, banyak sperma Y yang mati, sisa banyak sperma X yang lebih tahan lama," jelas Irwin.

Selain itu, dia juga menyarankan agar berhubungan seksual dengan posisi yang memungkinkan suami dapat ejakulasi atau mengeluarkan sperma dengan penetrasi yang dalam.

Ejakulasi dengan penetrasi dalam ini diharapkan membuat sperma yang dikeluarkan dapat langsung naik ke rahim dan tidak banyak tumpah di saluran vagina.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com