KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan berjanji akan melibatkan mantan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan dalam membangun transportasi kereta api jika dirinya tepilih menjadi presiden.
Menurut Anies, sosok Jonan merupakan orang yang obyektif dalam menilai berbagai proyek kereta api di Indonesia.
“Pak Jonan akan mengatakan layak jika memang layak. Dia punya integritas dan memang terbukti sudah sukses memberikan transformasi yang baik bagi perkeretaapian di Indonesia,” ungkap Anies dari kanal Youtube pribadinya, dilansir dari Kompas.com, Selasa (5/12/2023).
Baca juga: Saat Jonan, Susi Pudjiastuti hingga Rudiantara Masuk Bursa Bos BUMN...
Lantas, siapakah sosok Ignasius Jonan yang disebut oleh Anies Baswedan tersebut?
Baca juga: Ramai soal Toilet SPBU Jadi Ajang Pungli, Ini Cerita Ignasius Jonan Benahi Toilet KAI
Waktu itu, Jonan ditunjuk oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil guna mereformasi pelayanan transportasi kereta api di Indonesia.
Jonan mengaku hampir menyerah pada awal-awal menahkodai PT KAI, dikutip dari Kompas.com (9/6/2021).
Latar belakangnya sebagai seorang bankir membuatnya kewalahan untuk menghadapi tugas baru di KAI, karena belum banyak pemahaman tentang bisnis perkeretaapian.
“Kita pertama kali mulai bersihkan toilet yang ada di staisun dulu,” ungkap Jonan, dilansir dari Youtube Kompas.com.
Baca juga: Mengenal Profesi Masinis, Berapa Jam Mereka Menjalankan Kereta Api?
Setelah persoalan toilet umum di stasiun selesai, Jonan baru mulai bergerak di bidang kereta api lainnya.
Ia mulai menerapkan kebijakan jika penumpang di kereta api ekonomi harus duduk dan tidak boleh ada yang berdiri.
Penumpang yang ada di dalam kereta api, baik jarak dekat, menengah, maupun jauh dilarang merokok demi menunjang kebersihan fasilitas umum.
Selain itu, untuk meminimalkan calo, ia mengeluarkan kebijakan tiket yang dipesan harus sesuai dengan kartu identitas penumpang yang akan melakukan perjalanan.
Baca juga: Viral, Foto Kaca Kabin KRL Pecah, Ini Penjelasan KCI
Pada 2013, ia memulai perubahan signifikan pada KRL, dikutip dari Kompas.com (23/5/2013).
Kebijakannya yang terkenal adalah penghapusan KRL kelas ekonomi tanpa pendingin ruangan (AC), dan penerapan sistem tapping ticket di stasiun.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya