Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Ignasius Jonan, Sosok yang Disebut Anies Akan Dilibatkan Lagi dalam Pembangunan Transportasi Kereta Api

Kompas.com - 07/12/2023, 09:05 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan berjanji akan melibatkan mantan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan dalam membangun transportasi kereta api jika dirinya tepilih menjadi presiden.

Menurut Anies, sosok Jonan merupakan orang yang obyektif dalam menilai berbagai proyek kereta api di Indonesia.

“Pak Jonan akan mengatakan layak jika memang layak. Dia punya integritas dan memang terbukti sudah sukses memberikan transformasi yang baik bagi perkeretaapian di Indonesia,” ungkap Anies dari kanal Youtube pribadinya, dilansir dari Kompas.com, Selasa (5/12/2023).

Baca juga: Saat Jonan, Susi Pudjiastuti hingga Rudiantara Masuk Bursa Bos BUMN...

Lantas, siapakah sosok Ignasius Jonan yang disebut oleh Anies Baswedan tersebut?

Baca juga: Ramai soal Toilet SPBU Jadi Ajang Pungli, Ini Cerita Ignasius Jonan Benahi Toilet KAI

Ignasius Jonan yang lekat dengan perkeretaapian Indonesia

Ignasius Jonan Menteri ESDM RI yang juga alumni UNAIR saat memberikan orasi di Seminar Nasinal Kampus dan Revolusi Industri 4.0. Dok. Unair Ignasius Jonan Menteri ESDM RI yang juga alumni UNAIR saat memberikan orasi di Seminar Nasinal Kampus dan Revolusi Industri 4.0.
Ignasius Jonan diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2009-2014.

Waktu itu, Jonan ditunjuk oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil guna mereformasi pelayanan transportasi kereta api di Indonesia.

Jonan mengaku hampir menyerah pada awal-awal menahkodai PT KAI, dikutip dari Kompas.com (9/6/2021).

Latar belakangnya sebagai seorang bankir membuatnya kewalahan untuk menghadapi tugas baru di KAI, karena belum banyak pemahaman tentang bisnis perkeretaapian.

“Kita pertama kali mulai bersihkan toilet yang ada di staisun dulu,” ungkap Jonan, dilansir dari Youtube Kompas.com.

Baca juga: Mengenal Profesi Masinis, Berapa Jam Mereka Menjalankan Kereta Api?

Perubahan di kereta api

Setelah persoalan toilet umum di stasiun selesai, Jonan baru mulai bergerak di bidang kereta api lainnya.

Ia mulai menerapkan kebijakan jika penumpang di kereta api ekonomi harus duduk dan tidak boleh ada yang berdiri.

Penumpang yang ada di dalam kereta api, baik jarak dekat, menengah, maupun jauh dilarang merokok demi menunjang kebersihan fasilitas umum.

Selain itu, untuk meminimalkan calo, ia mengeluarkan kebijakan tiket yang dipesan harus sesuai dengan kartu identitas penumpang yang akan melakukan perjalanan. 

Baca juga: Viral, Foto Kaca Kabin KRL Pecah, Ini Penjelasan KCI

Pada 2013, ia memulai perubahan signifikan pada KRL, dikutip dari Kompas.com (23/5/2013).

Kebijakannya yang terkenal adalah penghapusan KRL kelas ekonomi tanpa pendingin ruangan (AC), dan penerapan sistem tapping ticket di stasiun.

Tak hanya kebijakan tentang sistem transportasi, Jonan pernah mencoba untuk bersikap adil dengan pegawai KAI dengan memberikan gaji yang sesuai antara pekerjaan satu dengan yang lainnya.

Baca juga: Ketahui Perbedaan dari MRT, KRL, dan LRT

Karier Ignasius Jonan setelah menjadi Dirut KAI

Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Marsh Indonesia. Baris depan, dari kiri ke kanan: Yosephin Dewi, CFO; Ignasius Jonan, Presiden Komisaris; Mira Sihhati, Komisaris; Wulan Gallacher, Associate Director. Berdiri di belakang, dari kiri ke kanan: Frans Wiyono, Komisaris; Douglas Ure, Presiden Direktur; Jason Mandera, Managing Director; Alan Cheah, Komisaris.Dok. Marsh Indonesia Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Marsh Indonesia. Baris depan, dari kiri ke kanan: Yosephin Dewi, CFO; Ignasius Jonan, Presiden Komisaris; Mira Sihhati, Komisaris; Wulan Gallacher, Associate Director. Berdiri di belakang, dari kiri ke kanan: Frans Wiyono, Komisaris; Douglas Ure, Presiden Direktur; Jason Mandera, Managing Director; Alan Cheah, Komisaris.

Setelah menjadi Direktur KAI, Jonan kemudian mengemban tugas sebagai Menteri Perhubungan (Menhub) pada 2016 di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Setelah Menhub, Jonan juga pernah mengemban jabatan sebagai Menteri ESDM.

Ketika menjadi Menteri ESDM, Jonan mempunyai beberapa program unggulan seperti program BBM satu harga, kebijakan B20, dan mengambil alih 51 persen saham PT Freeport.

Atas pencapaiannya, ia mendapatkan penghargaan berupa Lencana Bintang Jasa Chevalier de la Legion d’Honneur” dari Presiden Perancis, dilansir dari Kompas.com (24/11/2021).

Ia menjalankan tugasnya sebagai Menteri ESDM hingga akhir 2019 berasamaan dengan berakhirnya masa kerja semua menteri di Kabinet Kerja.

Baca juga: Saat Jonan, Susi Pudjiastuti hingga Rudiantara Masuk Bursa Bos BUMN...

Ignasius Jonan “pensiun” sebagai pejabat

Setelah Presiden Jokowi memasuki periode kedua, Jonan tak lagi menjabat sebagai menteri maupun direktur di BUMN lagi.

Pada 2020, Jonan ditunjuk untuk menerima jabatan sebagai Komisaris Independen di PT Unilever Indonesia.

Tak lama setelah itu, Jonan ditunjuk dengan jabatan yang serupa di Sido Muncul pada November 2020.

Namun, pada Januari 2021, ia mundur dari produsen jamu tersebut.

Di usianya yang berkepala 5, Jonan mengaku memiliki kebun hidroponik dan mempunyai banyak waktu luang.

“Sekarang saya tak punya banyak ambisi seperti usia 40 tahun dulu,” ungkapnya, dilansir dari Kompas.com (9/6/2021).

Baca juga: Harta Kekayaan Anies Baswedan dan Muhaimin, Bakal Capres-Cawapres 2024

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono, Sandra Desi Caesaria, Joe Leribun | Editor: Ayunda Pininta Kasih, Ihsanuddin, Joe Leribun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com