Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FDA Usulkan Larangan Produk Pelurus Rambut Berbahan Formaldehida, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/12/2023, 19:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) akan melarang penggunaan produk pelurus rambut yang mengandung formaldehida.

Padahal, para ahli industri kosmetik telah menyatakan kandungan itu tidak aman selama lebih dari satu dekade yang lalu.

Larangan tersebut ditargetkan akan berlaku pada April 2024.

Formaldehida adalah gas tidak berwarna dan mudah terbakar pada suhu kamar, serta memiliki bau yang menyengat, dikutip dari laman Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA).

Kandungan ini juga banyak ditemukan dalam pembuatan produk kayu komposit, bahan bangunan, dan produk rumah tangga.

Diketahui, paparan formaldehida dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan.

Baca juga: Tidur dengan Rambut Basah Disebut Bisa Sebabkan Pusing dan Masuk Angin, Benarkah?

Alasan FDA larang pelurus rambut berbahan formaldehida

Dikutip dari New York Times, penggunaan pelurus rambut berbahan formaldehida telah dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan risiko kanker rahim atau kanker endometrium pada wanita.

Wanita yang menggunakan produk tersebut seringkali menghadapi risiko kanker dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak menggunakan produk tersebut.

Larangan FDA juga didasarkan penelitian lain yang mengaitkan pelurus dan pewarna rambut dengan formaldehida, berisiko menimbulkan kanker payudara atau ovarium.

Para ilmuwan di FDA sendiri sebenarnya telah menganggap formaldehida berbahaya bagi manusia sejak 7 tahun lalu.

Mereka menilai, pekerja salon yang kerap bersentuhan dengan produk pelurus berbahan formaldehida lebih berpotensi memiliki leukimia myeloid dan kanker langka.

FDA memperingatkan, reaksi langsung dapat berupa iritasi pada mata dan tenggorokan, batuk, mengi, atau nyeri dada

Sementara masalah kronis yang bisa berlangsung dalam waktu lama adalah sakit kepala, asma, iritasi kulit, dan alergi.

Baca juga: Benarkah Stres Bisa Menyebabkan Rambut Rontok? Ini Penjelasan Dokter

Larangan untuk zat kimia penghasil formaldehida

Tak hanya melarang produk dengan formaldehida, larangan ini juga berlaku untuk produk yang melalui reaksi kimia bisa menghasilkan formaldehida.

Salah satu contoh zat lain yang dapat menghasilkan formaldehida melalui reaksi kimia adalah metilen glikol.

Metilen glikol dapat berubah menjadi gas formaldehida setelah bersentuhan dengan udara.

Diketahui, produk pelurus dan penghalus rambut semacam ini banyak dipasarkan di Amerika Serikat.

Selama ini, beberapa perawatan rambut termasuk produk keratin kerap mengklaim bebas formaldehida. Namun, produk-produk itu ternyata mengandung metilen glikol.

Para peneliti menilai, produk metilen glikol merupakan formaldehida dalam larutan.

Baca juga: Keramas Tanpa Sampo Disebut Bisa Membuat Rambut Lebih Sehat, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com