Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus "Double Decker" di Thailand Menabrak Pohon dan Terbelah Jadi Dua, Tewaskan 14 Orang

Kompas.com - 06/12/2023, 14:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bus tingkat atau bus double decker di Thailand menabrak pohon pada Selasa (5/12/2023).

Kecelakaan yang terjadi di Provinsi Prachuap Khiri Khan, Thailand, itu menyebabkan bagian depan bus terbelah dua dengan sebuah pohon berada di tengah-tengahnya.

Dikutip dari Aljazeera, kecelakaan bus tersebut menewaskan 14 orang dengan 32 lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Cerita Kondektur Bus di Thailand yang Pingsan karena Mencium Bau Durian

Dugaan penyebab kecelakaan

Saat itu, bus jarak jauh tersebut berangkat dari Bangkok menuju Songkhla yang berada di ujung selatan Thailand mengangkut 46 penumpang.

Namun, ketika melaju di wilayah Prachuap Khiri Khan, bus menabrak pohon di pinggir jalan raya sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat.

Operator bus mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua korban luka dirawat di rumah sakit.

Namun, penyebab kecelakaan tersebut belum dapat dikonfirmasi.

Meski begitu, dilansir dari BBC, polisi menduga pengemudinya mungkin kurang tidur sehingga mengantuk dan kehilangan fokus.

Pengemudi bus itu sendiri berhasil selamat meski menderita luka parah.

Kepolisian akan memeriksa kadar alkohol dalam darahnya atas dugaan mengemudi dalam pengaruh alkohol.

Baca juga: Kecelakaan Bus di Meksiko,18 Penumpang Migran Tewas, 29 Luka-luka

Habiskan beberapa jam untuk evakuasi korban

Tim penyelamat menghabiskan beberapa jam untuk mengeluarkan satu per satu korban tewas dan terluka dari bus itu.

Sekitar 10 orang dari tim penyelamat berusaha untuk memindahkan pohon yang membelah bagian bus menjadi dua tersebut.

Selain itu, beberapa orang juga mencoba untuk memecahkan kaca jendela bus dengan palu untuk menyelamatkan para korban.

Kepolisian juga mencoba untuk memverifikasi identitas korban tewas dalam kecelakaan.

Baca juga: Viral, Video Pengendara Motor di Lamongan Adang Bus Lawan Arah, Diamuk Kernet Kendaraan Diseret

Disebut berkaitan dengan buruknya standar keselamatan

Banyak pihak mengaitkan kecelakaan tersebut dengan buruknya standar keselamatan di jalan raya di negara itu.

Jalanan di Thailand memang cukup baik untuk dilalui kendaraan dengan cepat, tetapi tidak diimbangi dengan aspek pendukung lain.

Sering kali penerangan dan marka jalan di Thailand sangat buruk sehingga meningkatkan risiko terjadinya sebuah kecelakaan.

Selain itu, mengebut di negara tersebut hanya sesekali dikenakan sanksi dengan denda yang rendah. Bahkan, sering kali tidak dipungut denda sama sekali.

Bagi pengendara sepeda motor, pemakaian helm hampir tidak diberlakukan secara umum di Thailand.

Baca juga: Bus Trans Jateng Ngeblong dan Halangi Ambulans di Sragen, Ini Klarifikasi Balai Transportasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com