Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Pneumonia Misterius Menyerang Anak-anak di China, Ini Gejalanya

Kompas.com - 24/11/2023, 13:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah sakit di China dilaporkan kebanjiran pasien anak-anak setelah wabah pneumonia misterius meningkat di kota-kota besar di sebagian negeri.

Peristiwa ini diungkap dalam laporan ProMed, sebuah sistem pengawasan yang memantau wabah penyakit pada manusia dan hewan di seluruh dunia.

Melalui laporannya, ProMed mengeluarkan pemberitahuan soal laporan epidemi "pneumonia yang tidak terdiagnosis" pada anak-anak di China.

Pneumonia adalah istilah medis umum untuk menggambarkan infeksi dan peradangan paru-paru karena berbagai virus, bakteri, atau jamur.

Namun, penyebab pneumonia misterius atau pneumonia yang tidak terdiagnosis ini belum diketahui pasti.

Baca juga: Batuk, Demam, dan Sakit Kepala, Kenali 9 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Berikut Ini


WHO turun tangan pantau pneumonia di China

Dilansir dari Telegraph, Rabu (22/11/2023), rumah sakit di ibu kota Beijing dan Liaoning mengalami kesulitan karena banyaknya anak-anak yang menderita pneumonia.

"Banyak sekali yang dirawat di rumah sakit. Mereka tidak batuk dan tidak menunjukkan gejala. Mereka hanya mengalami suhu tinggi (demam) dan banyak yang mengalami bintil paru," kata seorang warga Beijing, Wei.

Menurut ProMed, laporannya menunjukkan wabah penyakit pernapasan yang belum diketahui penyebabnya ini merebak secara luas.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta China untuk memberikan informasi dan penanganan lanjutan.

Hingga pada Kamis (23/11/2023), WHO mengatakan, China belum mendeteksi adanya patogen tak biasa atau kuman baru seiring peningkatan kasus pneumonia misterius.

"Sejak Oktober, China utara telah melaporkan adanya peningkatan penyakit mirip influenza dibandingkan periode yang sama selama tiga tahun terakhir," ujar WHO, dikutip dari BBC, Jumat (24/11/2023).

Menurut WHO, beberapa peningkatan terjadi lebih awal daripada kenaikan kasus sebelumnya. Namun, kondisi ini tidaklah mengejutkan, seiring dengan pencabutan pembatasan akibat Covid-19.

WHO juga menegaskan, pihaknya akan memantau dengan cermat situasi wabah dan melakukan kontak erat dengan otoritas nasional China.

Baca juga: Disebut Mirip Covid-19, Apa Gejala Pneumonia Misterius di Argentina?

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com