KOMPAS.com - Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Data dari Kemenkes menunjukkan, prevalensi anak stunting di Indonesia pada 2022 adalah 21,6 persen. Angka tersebut masih jauh dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2024.
"Saya sampaikan (prevalensi stunting) 14 persen di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, stunting bisa membahayakan karena menurunkan kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan muncul penyakit-penyakit kronis.
Stunting adalah gangguan kesehatan pada bayi akibat kekurangan gizi sehingga tubuh tumbuh lebih pendek dari umumnya.
Baca juga: Ramai soal Menu Cegah Stunting Kota Depok, Cukupkah Sop Sawi-Tahu?
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, stunting seharusnya bisa dicegah sejak anak masih dalam kandungan.
"Cegahlah stunting, jangan mengobati stunting. Jangan sampai jadi stunting, itu yang penting," kata Budi, dikutip dari Kompas.com (2/11/2023).
Pencegahan stunting bisa dimulai dengan pemenuhan gizi ibu hamil dan bayi.
Pastikan ibu hamil nutrisi ibu selama masa kehamilan tercukupi. Begitu juga dengan kebutuhan gizi bayi pada saat lahir.
Dokter spesialis anak di RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Aisya Fikritama merekomendasikan makanan untuk mencegah stunting pada balita terdiri dari 50 persen karbohidrat, protein 20 persen (diutamakan protein hewani), dan lemak 30 persen.
"Jangan lupa vitamin dan mineral," tutur dia, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/11/2023).
Aisya juga merekomendasikan beberapa menu kaya nutri bagi ibu hamil untuk mencegah stunting.