Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Anggota TNI di Manokwari Bacok Komandan Usai Apel Pagi

Kompas.com - 25/10/2023, 11:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang anggota TNI AD berpangkat Praka membacok komandannya di Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat pada Sabtu (21/10/2023).

Pelaku, yakni Praka DRB. Dia membacok Letkol Infanteri Tamami yang menjabat sebagai Dansatdik Secata Rindam XVII Kasuari, Manokwari Selatan.

Akibat dibacok pelaku, korban mengalami luka robek pada bagian belakang kepala sebelah kanan dan harus dirawat di rumah sakit.

Berikut ini sejumlah fakta peristiwa tersebut:

1. Dibacok usai apel pagi

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (24/10/2023), kejadian bermula saat digelar apel pagi personel organik sekaligus pengecekan personel untuk persiapan korve penerimaan siswa Secata PK Reguler TNI-AD Gel II TA 2023.

Kegiatan yang berlangsung di depan Satdik Secata Rindam XVIII/Kasuari tersebut dipimpin oleh Mayor Inf Dillo.

Saat apel, Letkol Infanteri Tamami diduga melontarkan perkataan yang menyinggung pelaku.

Setelah apel selesai, pelaku menghampiri dan langsung membacok korban yang sedang berada di kantin.

Baca juga: 5 Fakta Anak Pamen TNI AU Tewas Terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma

2. Korban mendapat 12 jahitan

Usai membacok korban, pelaku kemudian pulang ke rumahnya.

Sementara itu korban langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Secata Rindam XVIII Kasuari untuk mendapat pertolongan pertama dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit.

"Korban mengalami luka dengan 12 jahitan di bagian kanan belakang kepala, sedang dirawat di rumah sakit," kata Kepala Penerangan Kodam XVIII Kasuari Kolonel Inf Syawaluddin, dikutip dari Kompas.com, Selasa.

3. Pelaku sudah ditangkap

Usai kejadian tersebut, Provost dan Pam Secata Rindam XVIII Kasuari menangkap pelaku di rumahnya.

Dia kemudian dibawa ke Staf Pam Bagum Rindam XVIII Kasuari untuk diperiksa intensif.

Baca juga: Duduk Perkara TNI Geruduk Polrestabes Medan

4. Tidak terkait perkataan rasis

Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVIII Kasuari Kolonel Infanteri Syawaludin Abuhasan mengaku masih melakukan pengecekan internal terkait peristiwa tersebut.

"Nanti informasi lebih jelasnya akan saya informasikan ke rekan-rekan wartawan agar informasi jangan simpang siur," kata Syawaludin, Selasa.

Dia menegaskan, peristiwa tersebut tidak dipicu oleh perkataan rasis yang dilontarkan pelaku kepada korban seperti yang beredar.

"Kata rasis itu saya tegaskan tidak ada. Cuma yang saya bilang tadi, nanti dicek secara jelas, sehingga informasi dari kami, khususnya saya, informasinya satu, tidak terjadi pembiasan atau dipolitisasi orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tandasnya.

Baca juga: Sopir Taksi Online Lapor ke Jokowi Usai Mobilnya Diduga Dibawa Kabur Oknum TNI, Ini Kata Kapendam

(Sumber: Kompas.com/Mohamad Adlu Raharusun, Muhamad Syahrial I Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com