KOMPAS.com - Perang telah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari sejarah peradaban umat manusia sejak zaman dahulu.
Ada banyak alasan mengapa perang bisa terjadi, mulai dari masalah sosial, kepemimpinan pemerintahan yang buruk, pemberontakan, sumber daya alam, hingga sengketa wilayah.
Dan seperti kebanyakan perang, mayoritas yang menjadi korban dalam perang adalah masyarakat sipil yang tidak bersalah.
Ada banyak perang yang yang pernah terjadi di dunia, mulai dari perang kecil antar wilayah hingga perang besar seperti Perang Dunia I dan II.
Berikut ini adalah daftar 5 perang besar yang pernah terjadi di abad ke-21:
Dikutip dari laman the Borgen Project, Perang Kongo Kedua (1998-2003) adalah salah satu perang paling mematikan dalam sejarah, terlebih dalam sejarah Afrika modern.
Genosida di Rwanda, penggulingan dan kematian Presiden Zaire Mobutu Sese Seko, dan perselisihan etnis antara masyarakat Hutu dan Tutsi merupakan faktor-faktor yang berkontribusi langsung terhadap Perang Kongo Kedua.
Perang ini berlangsung selama kurang lebih 5 tahun dan menyebabkan kematian sekitar 5,4 juta orang.
Meskipun genosida menimbulkan banyak korban jiwa, faktor penyakit dan kelaparan yang disebabkan oleh perang juga ikut bertanggung jawab.
Baca juga: Daftar Negara Pemenang Perang Dunia I, Mana Saja?
Dilansir dari laman Britannica, ketika Arab Spring melanda Timur Tengah dan Afrika Utara, pemberontakan rakyat menggulingkan rezim otoriter terjadi di Tunisia, Libya, Mesir, dan Yaman.
Namun di Suriah, Presiden Bashar al-Assad menanggapi protes tersebut dengan kombinasi konsesi politik dan peningkatan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri.
Itu mengakibatkan perang saudara yang menyebarkan kekerasan ke negara tetangga Irak dan menyediakan lahan subur bagi kelompok militan.
Setidaknya 470.000 kematian disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh perang, Pada 2022, PBB memperkirakan pertempuran tersebut memakan korban jiwa lebih dari 300.000 warga sipil.
Baca juga: Mengenal Sejarah dan Latar Belakang Perang Dingin
Pada awal 2003, sekelompok pemberontak melawan rezim Presiden Sudan Omar al-Bashir yang berbasis di Khartoum.
Mereka mencetak serangkaian kemenangan penting melawan militer Sudan. Pemerintah Sudan melengkapi dan mendukung milisi Arab yang kemudian dikenal sebagai Janjaweed.