KOMPAS.com - Buah pir kaya akan nutrisi dan beberapa senyawa tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Dengan lebih dari 3.000 jenis di seluruh dunia, buah ini mengandung asam folat, provitamin A, serta niasin.
Dilansir dari Healthline, asam folat dan niasin merupakan bahan penting untuk membentuk dan meningkatkan fungsi sel serta memproduksi energi.
Sementara itu, kandungan provitamin A dalam buah ini mendukung kesehatan kulit dan mempercepat menyembuhkan luka.
Pir juga merupakan sumber antioksidan polifenol yang melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif pemicu penyakit kronis.
Kandungan antioksidan prosianidin dalam buah ini turut menurunkan ketegangan jaringan jantung, menurunkan kadar kolesterol jahat, serta meningkatkan kolesterol baik.
Buah dengan bentuk menyerupai lonceng ini pun tergolong sumber serat larut dan tidak larut, yang membantu melancarkan proses pencernaan, terutama di usus.
Bukan hanya itu, mengonsumsi pir berpotensi membantu menurunkan risiko diabetes lantaran banyak mengandung antosianin.
Lantas, adakah efek samping pir?
Baca juga: Tak Selalu Bermanfaat, Simak 5 Efek Samping Apel jika Dikonsumsi Terlalu Banyak
Dikutip dari laman WebMD, buah pir dan kulitnya kemungkinan aman dikonsumsi dalam porsi normal atau tidak berlebihan.
Bahkan, mengonsumsi pir beserta kulitnya dapat meningkatkan asupan polifenol lantaran kandungannya enam kali lebih banyak daripada bagian daging.
Namun, mengonsumsi buah ini terlalu banyak, apalagi dalam satu waktu, dapat memicu beberapa efek samping yang tidak diinginkan.
Berikut beberapa efek samping pir bagi tubuh:
Sebagian besar buah-buahan, termasuk pir, mengandung fruktosa atau jenis gula yang paling kecil dan tidak dapat dipecah lagi.
Dilansir dari Medical News Today, kandungan fruktosa yang tinggi ini membuat pir masuk dalam kategori makanan tinggi FODMAP.