KOMPAS.com - Menggosok gigi adalah aktivitas wajib yang dilakukan semua orang setiap hari.
Dengan menggosok gigi secara teratur, kotoran dari gigi akan terbuang, sehingga mencegah kerusakan, gigi berlubang, dan penyakit gusi.
Saat menggosok gigi, mayoritas orang dewasa umumnya akan menuangkan pasta gigi seukuran panjang sikat.
Tak diketahui secara pasti asal mula teori penggunaan pasta gigi dengan takaran ukuran panjang sikat ini.
Padahal, takaran pasta gigi untuk orang dewasa jauh lebih sedikit dari itu.
Baca juga: Manakah yang Lebih Baik, Gosok Gigi Sebelum atau Sesudah Sarapan?
Dikutip dari Health, seorang dokter gigi di Malaysia bernama Gao Jye Teh mengatakan, takaran pasta gigi untuk orang dewasa hanya seukuran kacang polong.
Sementara untuk anak-anak, ukuran yang sesuai dalam sekali gosok gigi adalah seukuran butir beras.
Hal ini sebenarnya banyak ditulis dalam kemasan pasta gigi yang dijual bebas di pasaran.
"Iklan berbohong padamu! Kamu tidak perlu menggunakan pasta gigi sebanyak itu," kata Gao Jye.
Menurutnya, penggunaan pasta gigi lebih dari seukuran kacang polong menimbulkan risiko paling signifikan bagi anak-anak yang belum tumbuh gigi dewasa.
Menggunakan terlalu sedikit pasta gigi bisa sama buruknya dengan menggunakan terlalu banyak.
Pasalnya, gigi Anda tidak mendapatkan manfaat perlindungan penuh dari fluoride.
Penelitian menemukan, konsentrasi pasta gigi berfluorida yang tepat dapat mencegah gigi berlubang.
Baca juga: Gigi Kuning meski Rajin Gosok Gigi, Tidak Minum Kopi, dan Tidak Merokok? Ini Beberapa Penyebabnya
Dikutip dari WebMD, menggosok gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride setidaknya selama dua menit setiap kali Anda menyikat.
Saat menggosok gigi, Anda membantu menghilangkan makanan dan plak dari gigi. Plak adalah lapisan putih lengket yang terbentuk pada gigi.