Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia, Apa Saja?

Kompas.com - 27/09/2023, 14:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi jatuh pada 12 Rabiulawal pada penanggalan Hijriah atau Kamis (28/9/2023).

Secara substansi peringatan Maulid Nabi merupakan wujud kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, peringatan Maulid Nabi pada Kamis (28/9/2023) ditetapkan sebagai hari libur nasional. Kendati demikian, tidak ada cuti bersama dalam peringatan tersebut.

Di Indonesia, ada beberapa tradisi tersendiri atau khas yang dilakukan masyarakat untuk merayakan Maulid Nabi.

Kebanyakan tradisi khas tersebut diadakan secara serentak oleh masyarakat di suatu daerah dengan memiliki simbol dan makna tersendiri.

Baca juga: 20 Ucapan Maulid Nabi 1445 H dan Sejarah Perayaannya...

Baca juga: Apa Itu Sekaten yang Diadakan untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad?

Berikut perayaan tradisi Maulid Nabi yang ada di Indonesia:

1. Sekaten (Yogyakarta dan Solo)

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/9/2023), Sekaten merupakan tradisi perayaan Maulid Nabi yang dilakukan di Yogyakarta dan Surakarta (Solo), Jawa Tengah.

Biasanya, tradisi ini berlangsung dari tanggal 5 sampai 12 Rabiulawal dengan diisi pentas seni dan pasar rakyat.

Pada akhir rangkaian Sekaten atau pada 12 Rabiulawal, akan dilakukan Grebeg Maulud dengan mengarak gunungan.

Konon upacara Sekaten sudah ada sejak zaman Kerajaan Demak yang menjadi salah satu strategi dakwah Wali Songo dengan menyesuaikan kearifan lokal.

Istilah Sekaten disebut-sebut berasal dari kata Sekati yang merupakan nama seperangkat Gangsa (gamelan) yang dibunyikan selama pelaksanaan perayaan tersebut.

Namun, ada pula yang menyebut Sekaten berasal dari kata “syahadatain” yang merupakan kalimat untuk menyatakan seseorang memeluk Islam.

Baca juga: Cara Membuat Kartu Ucapan Maulid Nabi 2023, Link, dan Aplikasinya

2. Bungo Lado (Padang Pariaman)

Pohon uang pada tradisi Bungo Lado yang dilakukan masyarakat Pariaman dalam menyambut Maulid Nabi.TRIBUNJAMBI/ANDI PRIMA PUTRA Pohon uang pada tradisi Bungo Lado yang dilakukan masyarakat Pariaman dalam menyambut Maulid Nabi.

Bungo Lado merupakan tradisi Maulid Nabi yang berasal dari Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Bungo Lado berasal dari bahasa Minang, yakni kata “bungo” berarti bunga dan “lado” berarti lada atau cabai.

Namun alih-alih menggunakan bunga cabai, masyarakat setempat membuat pohon yang dihias dengan uang-uang kertas.

Pembuatan pohon uang tersebut didapat dari iuran warga dan dikoordinasi oleh kapala mudo atau ketua para pemuda (Karang Taruna).

Jika sudah jadi, Bungo Lado diarak menuju ke surau atau masjid yang kemudian digunakan dalam berbagai kegiatan keagamaan.

Selain Bungo Lado, warga juga menyajikan makanan khas berupa Jamba yang dimasak bersama-sama.

3. Nyiram Gong (Cirebon)

Abdi dalem saat Tradisi Nyiram Gong tengah menggosok Gong Sekaten yang telah dicuci menggunakan sabut kelapa dan bata merah yang dihaluskan di Langgar Alit Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (6/11/2019). Cara tradisional itu terbukti ampuh menghilangkan karat meski tanpa menggunakan bahan kimia apapun. Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi Abdi dalem saat Tradisi Nyiram Gong tengah menggosok Gong Sekaten yang telah dicuci menggunakan sabut kelapa dan bata merah yang dihaluskan di Langgar Alit Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (6/11/2019). Cara tradisional itu terbukti ampuh menghilangkan karat meski tanpa menggunakan bahan kimia apapun.
Nyiram Gong adalah tradisi perayaan Maulid Nabi di Keraton Kanoman Cirebon, Jawa Barat.

Ritual ini dilakukan dengan membersihkan gamelan sekaten di kompleks Keraton Kanoman yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan Maulid Nabi. Ini bermakna sebagai membersihkan diri untuk menyambut Maulid Nabi.

Kemudian, air bekas cuciannya akan diperebutkan warga untuk membasuh wajah dan tubuh mereka.

Rangkaian tradisi Maulid Nabi akan dilanjutkan dengan ritual lainnya, yakni memayu Keraton Kanoman, tawurji, hingga puncaknya adalah panjang jimat.

Baca juga: 40 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 dan Cara Memasangnya

4. Panjang Jimat (Cirebon)

Tradisi Panjang Jimat akan dilakukan serentak oleh tiga keraton, yakni Keraton Kanoman, Kasepuhan, dan Kacirebonan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com