Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Pohon Pinus yang Membeku Selama 66 Juta Tahun Akhirnya Terpecahkan

Kompas.com - 19/09/2023, 14:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 1994, para pendaki menemukan sekelompok pohon aneh yang tumbuh di sebuah ngarai atau lembah di Taman Nasional Wollemi, yang berada sekitar 60 mil (100 kilometer) sebelah barat Sydney, Australia.

Kemudian, seorang pendaki memberi tahu seorang ahli botani pegawai taman dan menunjukkan spesimen daun tersebut kepada mereka.

Pada ahli akhirnya menentukan bahwa spesimen tersebut mewakili spesies purba yang telah membeku sejak zaman dinosaurus menguasai Bumi, dilansir dari Live Science, Jumat (15/9/2023).

Pohon tersebut kemudian disebut sebagai "fosil hidup" oleh beberapa orang.

Meski begitu, pohon ini memiliki nama pinus Wollemi (Wollemia nobilis), yang hampir identik dengan sisa-sisa yang diawetkan yang berasal dari periode Cretaceous (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu).

Baca juga: Jepang Produksi Kayu Selama 700 Tahun Tanpa Tebang Pohon, Kok Bisa?


Pernah diperkirakan punah 

Kini, hanya terdapat 60 pohon jenis ini yang hidup di alam liar dan pohon-pohon yang bertahan hidup tersebut terancam punah oleh bahaya kebakaran hutan.

Sebelumnya, pinus Wollemi bahkan sudah diperkirakan punah sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu.

Penemuan tahun 1994 itu membuka peluang para ilmuwan dari Australia, Amerika Serikat, dan Italia untuk memecahkan kode genomnya dan mengungkap evolusi unik dan kebiasaan reproduksinya, serta membantu upaya konservasi. 

Pinus memiliki 26 kromosom dan mengandung 12,2 miliar pasangan basa. Sebagai perbandingannya, manusia hanya memiliki sekitar 3 miliar pasangan basa.

Terlepas dari ukuran genomnya, pinus Wollemi memiliki keragaman genetik yang sangat rendah. Sehingga dalam hal ini menunjukkan adanya hambatan (ketika populasinya berkurang secara drastis) sekitar 10.000 hingga 26.000 tahun yang lalu.

Pohon-pohon yang tersisa saat ini tampaknya berkembang biak sebagian besar dengan mengkloning diri mereka sendiri melalui penebangan, di mana anakan muncul dari pangkalnya dan menjadi pohon baru.

Kelangkaan spesies pinus ini mungkin sebagian disebabkan oleh tingginya jumlah transposon atau “gen pelompat”, yaitu bentangan DNA yang dapat mengubah posisinya dalam genom.

“Genom tanaman terkecil dan genom tanaman terbesar memiliki jumlah gen yang hampir sama. Perbedaan ukuran yang besar biasanya berasal dari transposon,” kata Direktur Program  Penelitian Genom Tanaman National Science Foundation, Gerald Schoenknecht.

Sebagai transposon melompat ke lokasi baru, mereka dapat mengubah urutan “huruf” dalam molekul DNA, sehingga menyebabkan atau membalikkan mutasi pada gen.

Mereka mungkin membawa DNA fungsional atau mengubah DNA di tempat penyisipan, dan dengan demikian memiliki dampak besar pada evolusi suatu organisme.

Halaman:

Terkini Lainnya

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com