KOMPAS.com - Kualitas tidur yang baik sangat penting untuk menunjang suasana hati dan kesehatan secara umum.
Beberapa faktor dapat memengaruhi kualitas tidur untuk menjadi lebih baik atau buruk. Salah satunya adalah pemilihan warna lampu tidur.
Cahaya lampu tidur di kamar Anda dapat membuat Anda tidur lebih cepat dan nyenyak, namun ada juga yang justru membuat Anda menjadi sulit tidur.
Oleh karena itu, penting untuk memilih lampu tidur yang pas untuk mendampingi lampu utama di kamar Anda.
Baca juga: Manfaat Tidur Pukul 9 Malam, Hilangkan Stres dan Depresi
Cahaya dapat memengaruhi jam biologis alami 24 jam tubuh yang mengontrol waktu tidur, yang merupakan komponen penting ritme sirkadian setiap orang.
Dilansir dari laman Sleep Foundation, saat cuaca terang tubuh mengetahui waktunya untuk bangun, dan saat gelap, tubuh bersiap untuk tidur.
Irama matahari terbit dan terbenam berfungsi sebagai sinyal tidur-bangun ke tubuh. Secara khusus, beberapa ahli menyarankan cahaya hangat dari matahari terbenam dapat membantu memberi sinyal bahwa sudah waktunya untuk tidur.
Baca juga: 4 Teknik Pernapasan yang Dapat Membantu Anda Tidur Nyenyak di Malam Hari
Penggunaan lampu dengan cahaya yang tidak sesuai di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian dan berkontribusi terhadap gangguan tidur, seperti insomnia.
Cahaya dapat memengaruhi pelepasan melatonin, hormon alami yang membantu tidur. Kelenjar pineal di otak menghasilkan melatonin sebagai respons terhadap kegelapan.
Tapi, jenis cahaya tertentu bisa mencegah produksi melatonin, misalnya paparan cahaya terang dan warna-warna sejuk, seperti cahaya biru.
Hal itu umumnya didapatkan dari ponsel, komputer, dan televisi. Ini dapat menghambat produksi melatonin dan membuat seseorang tetap terjaga.
Baca juga: Manfaat Mandi Air Hangat di Malam Hari untuk Meningkatkan Kualitas tidur
Penelitian terbatas pada manusia menunjukkan beberapa bukti bahwa lampu dengan cahaya merah, kuning, dan oranye dapat membantu merangsang tidur.
Warna yang mendekati merah pada spektrum cahaya diperkirakan dapat merangsang produksi melatonin. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung teori ini.
Dilansir dari laman Healthline, sebuah penelitian kecil dari tahun 2012 meneliti efek terapi lampu merah malam hari selama 30 menit pada sekelompok 20 pemain bola basket wanita.