Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Luncurkan Pesawat Luar Angkasa ke Matahari, Apa Tujuannya?

Kompas.com - 04/09/2023, 14:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah meluncurkan Chandrayaan-3 yang sukses mendarat di kutub selatan Bulan, India kembali meluncurkan pesawat luar angkasa lain menuju Matahari.

Dikutip dari France24, pesawat luar angkasa Aditya-L1 diluncurkan pada Sabtu (2/9/2023) sebelum tengah hari. Peluncuran Aditya-L1 disiarkan secara langsung ke seluruh India.

“Peluncuran berhasil, semuanya normal,” kata pejabat Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.

Aditya-L1 adalah roket PSLV XL dengan bobot 320 ton dan merupakan rancangan Badan Luar Angkasa India (ISRO).

Dikutip dari BBC, pesawat antariksa itu akan menempuh jarak 1,5 juta km dari Bumi atau sekitar 1 persen jarak Bumi ke Matahari.

Badan Antariksa India mengatakan pesawat ini akan membutuhkan waktu empat bulan untuk melakukan perjalanan sejauh itu.

Lantas, apa tujuan peluncuran pesawat luar angkasa ke Matahari tersebut?

Baca juga: India Berhasil Meluncurkan Pesawat Luar Angkasa Pertama Menuju Matahari, Akan Berhenti di Titik Lagrange

Tujuan peluncuran pesawat luar angkasa India ke Matahari

Aditya-L1 adalah pesawat luar angkasa India yang diterbangkan menuju Matahari.

Tujuannya, salah satunya adalah untuk mempelajari Matahari.

Nantinya, setelah sampai di titik tujuan, Aditya-L1 akan mengorbit Matahari dengan kecepatan yang sama dengan Bumi.

Aditya-L1 akan melakukan pengamatan secara terus menerus meskipun saat Matahari terbit dan gerhana.

Menurut Direktur Proyek ISRO Nigar Shaji, saat Aditya-L1 mencapai tujuannya,  akan memberikan keuntungan bagi India dan juga komunitas ilmiah global.

Pesawat tersebut meluncur sembari membawa tujuh instrumen ilmiah yang akan mengamati dan mempelajari korona matahari (lapisan terluar), fotosfer (permukaan Matahari) dan kromosfer (lapisan plasma tipis antara fotosfer dan mahkota).

Nantinya, studi ini akan membantu para ilmuwan memahami aktivitas Matahari, seperti angin Matahari, jilatan api Matahari, dan pengaruhnya pada Bumi dan cuaca di dekat ruang angkasa secara realtime.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Luar Angkasa Mendarat di Titan

Mantan ilmuwan ISRO Mylswamy Annadurai mengatakan, Matahari terus-menerus mempengaruhi cuaca Bumi melalui radiasi, panas, aliran partikel, serta medan magnet. Di saat yang sama, hal ini juga berdampak pada cuaca luar angkasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com