Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Keluarga Ulas di Turkiye, Jalan Merangkak dengan Kaki dan Tangan seperti Kera

Kompas.com - 31/08/2023, 20:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota keluarga bernama Ulas asal Turkiye mendapatkan sorotan berkat perilakunya yang tidak biasa. Mereka terkenal karena sehari-hari berjalan dengan cara merangkak.

Keluarga Ulas merangkak dengan tumpuan kedua telapak kaki dan tangannya. Posisi jalan mereka seperti menungging, beda dari bayi yang merangkak dengan tumpuan lutut.

Cara jalan yang berbeda ini bahkan membuat keluarga Ulas mendapatkan catatan Buku Rekor Dunia sebagai "anggota keluarga terbanyak yang berjalan dengan empat kaki".

Muncul pertama kali lewat jurnal penelitian ilmiah oleh peneliti asal Turkiye serta film dokumenter dari BBC berjudul "The Family That Walks on All Fours" pada 2006, penyebab keluarga Ulas berjalan merangkak tetap menjadi misteri hingga saat ini.

Baca juga: Mengenal Alerce Milenario, Makhluk Hidup Tertua di Bumi yang Masih Eksis


Baca juga: 8 Universitas Tertua di Dunia, Mana Saja?

Keluarga Ulas

Keluarga Ulas merupakan penduduk Suku Kurdi yang tinggal di Turkiye bagian tenggara.

Dilansir dari film dokumenter program "60 Minutes Australia" milik BBC, keluarga Ulas dipimpin oleh sepasang orangtua bernama Resit dan Hatice Ulas. Keduanya memiliki 18 anak dengan 12 orang terlahir normal seperti manusia biasa.

Namun, enam anak lainnya lahir memiliki keterbatasan gerak. Mereka akan berjalan dengan merangkak. Dari keenam anak tersebut, satu anak telah meninggal dunia.

Anak-anak dengan keterbatasan tersebut berusia remaja hingga dewasa. Seorang anak bernama Hussein bahkan telah merangkak selama lebih dari 28 tahun.

Seorang psikolog evolusioner dari London School of Economics, Profesor Nicholas Humphrey yang terlibat dalam studi keluarga Ulas menyatakan bahwa para ilmuwan Turkiye menganggap cara jalan tersebut sebagai bagian dari "devolusi" mahkluk hidup.

Baca juga: Cerita Kesaksian WNI Korban Gempa Turkiye, Wisata yang Menyisakan Trauma

"Devolusi" merupakan kebalikan dari proses evolusi atau perubahan struktur tubuh makhluk hidup. Perilaku berjalan dengan empat kaki diyakini membalik evolusi yang terjadi selama tiga juta tahun di mana manusia mampu berjalan dengan dua kaki.

Humphrey mengecam anggapan tersebut. Menurutnya, hal itu sangat menghina dan tidak bertanggung jawab secara ilmiah.

“Saya tidak pernah menyangka bahwa bahkan di bawah fantasi ilmiah yang paling luar biasa sekalipun, manusia modern dapat kembali ke kondisi hewan,” kata Humphrey, seperti dikutip dari New York Post, Selasa (29/8/2023).

Meskipun begitu, ia tidak menyangkal bahwa perilaku keluarga Ulas memang di luar batas kewajaran.

Padahal, menurutnya, hal yang membedakan manusia dan hewan terlihat dari caranya berjalan kaki. Manusia berjalan dengan dua kaki dan mengangkat kepala, beda dari spesies hewan.

Baca juga: Viral, Video Awan Aneh Mirip UFO Hebohkan Turkiye, Ini Penjelasannya

Dugaan penyebab keluarga Ulas merangkak

Tangkap layar video dokumenter keluarga Ulas di Turkiye.Dok. 60 Minutes Australia Tangkap layar video dokumenter keluarga Ulas di Turkiye.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com