Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacing Purba Berhasil Dihidupkan Kembali Setelah 46.000 Tahun Membeku

Kompas.com - 30/07/2023, 12:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seekor cacing purba berhasil dihidupkan kembali setelah 46.000 ribu tahun membeku di lapisan permafrost Siberia.

Cacing tersebut diberi nama Panagrolaimus kolymaensis. Cacing ini merupakan makhluk miskropkopis yang sangat tangguh dan sebelumnya belum pernah diketahui secara sains.

Dalam studi yang terbit pada Kamis (27/7/2023), P. kolymaensis ditemukan di kedalaman 40 meter di lapisan es tepi sungai Kolyma yang berada di timur laut Siberia.

Dikutip dari IFLScience, tanah beku di daerah itu menjadi tempat penyimpanan harta karun penemuan kuno dan tak terduga, mulai dari DNA dan virus kuno hingga seekor beruang utuh.

Baca juga: Penemuan Sisa Seduhan Teh Tertua di Dunia Berusia 2.400 Tahun, Berada di Sebuah Makam Ratu

Dihidupkan kembali dari kondisi kriptobiosis

Mahkluk sejenis cacing gelang ini merupakan salah satu dari sedikit organisme yang mampu bertahan hidup di lingkungan ekstrem untuk waktu yang lama.

Untuk melakukan hal tersebut, mereka memasuki keadaan antara hidup atau mati yang disebut dengan kriptobiosis.

Kriptobiosis merupakan kondisi di mana semua proses metabolisme yang terukur mati sampai kondisi lingkungannya membaik.

Kondisi tersebut memungkinkan organisme dapat bertahan hidup tanpa air atau oksigen sama sekali serta tahan terhadap suhu tinggi atau kondisi beku dan sangat asin.

Cacing ini dapat menghasilkan gula yang disebut dengan trehalose. Hal itu memungkinkan mereka dapat bertahan dari pembekuan dan dehidrasi.

Dengan begitu, cacing tersebut dapat hidup kembali setelah puluhan ribu tahun membeku di permafrost.

“Seseorang dapat menghentikan hidup dan kemudian memulainya dari awal. Ini temuan besar,” ucap salah satu ilmuwan, Teymuras Kurzchalia dikutip dari CNN.

Baca juga: Ramai soal Cacing Masuk ke Dalam Kulit Tangan Bocah, Penyakit Apa Itu?

Proses analisis

Setelah cacing dicairkan, para ilmuwan menggunakan analisis radiocarbon dari bahan tanaman dalam sampel.

Hal itu berguna untuk menetapkan endapan cacing tersebut belum dicairkan sejak 45.839 sampai 47.769 tahun lalu.

Analisis tersebut menempatkannya pada akhir zaman Pleistosen. Zaman ini berlangsung antara 2.588.000 sampai 11.500 tahun yang lalu.

Awalnya, para ilmuwan belum mengetahui apakah cacing itu merupakan spesies yang sudah pernah diidentifikasi atau belum.

Namun pada akhirnya, analisis genetik yang dilakukan di Dresden dan Cologne, Jerman menunjukkan, cacing ini merupakan spesies baru.

Sehingga para ilmuwan memberi nama cacing itu sebagai Panagrolaimus kolymaensis.

“Dengan melihat dan menganalisis hewan-hewan ini, kita mungkin dapat memberikan informasi tentang biologi konservasi, atau bahkan mungkin mengembangkan upaya untuk melindungi spesies lain, atau setidaknya mempelajari apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka dalam kondisi esktrem seperti sekarang ini,” kata ilmuwan lain yang terlibat, Philipp Schiffer.

Baca juga: Ramai soal Ada Cacing Kremi di Vagina, Apa Penyebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com