Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Karakteristik Kurikulum Merdeka, 3 Poin Kunci untuk Transformasi

Kompas.com - 30/07/2023, 10:00 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah membuat terobosan melalui Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang kemudian semakin diperparah karena pandemi Covid-19.

Menurut penjelasan di pengantar buku Kajian Akademik Kemendikbudristek, krisis tersebut ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.

Baca juga: Hari Pengangguran Internasional, Bagaimana Sejarahnya?

Selain itu, krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi.

Hal ini pun berkaitan dengan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar, dari guru hingga kepala sekolah.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah transformasi sistem pendidikan guna mengakselerasi kualitas SDM secara merata dari Sabang sampai Merauke.

Baca juga: Ramai soal Kuliah Disebut Menganggur dengan Gaya, Ini Tanggapan Pengamat Pendidikan


Karakteristik Kurikulum Merdeka

Pemerintah melalui Kemendikbudristek kemudian menjawab hal tersebut dengan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka dirancang guna memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.

Dalam penerapannya, Kurikulum Merdeka memiliki tiga karakteristik.

Baca juga: Alasan Pemerintah Tak Wajibkan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah

 

Dilansir dari laman Kemdikbud.go.id, berikut penjelasan terkait tiga karakteristik tersebut:

1. Pengembangan soft skills dan karakteristik

Pengembangan soft skills dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Fokus pada materi esensial

Fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3. Pembelajaran yang fleksibel

Keleluasaan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Baca juga: Keresahan Dian Sastro terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

Apa itu projek penguatan profil pelajar Pancasila?

Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo saat berkunjung ke Bulungan Kaltara melihat langsung implementasi kurikulum merdeka belajarKompas.com/Ahmad Dzulviqor Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo saat berkunjung ke Bulungan Kaltara melihat langsung implementasi kurikulum merdeka belajar

Projek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi media mewujudkan karakteristik Kurikulum Merdeka yang pertama, yakni pengembangan soft skills dan karakter.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com